Kamis, 12 Rajab 1446 H / 19 Agutus 2010 09:14 wib
2.502 views
Tubuh Perempuan Lebih Sensitif Terhadap Efek Alkohol
Mengkonsumsi alkohol --walaupun sangat sedikit-- bisa memperbesar kemungkinan kanker payudara pada wanita, demikian penelitan terbaru
Hidayatullkah.com---Alkohol lebih berbahaya dari yang diperkirakan. Bahkan, menurut dewan kesehatan Belanda, mengkonsumsi sedikit alkohol pun tetap berisiko. Karena itulah batas konsumsi alkohol dikurangi jadi segelas per hari untuk perempuan dan maksimal dua gelas untuk laki-laki.
Puluhan tahun terakhir digelar sejumlah penelitian mengenai efek konsumsi alkohol terhadap kesehatan - namun tidak ditemukan kesimpulan jelas. Dalam dunia kesehatan terdapat berbagai pendapat mengenai jumlah normal konsumsi alkohol. Sekarang standar sudah ditetapkan. Dan hasilnya adalah aturan ketat.
Natalie Dekker, jurubicara 'Institut Trimbos untuk Kesehatan Psikologis dan Kecanduan', instansi yang baru saja melakukan penelitian ini, mengatakan, tidak ada kesimpulan bahwa mengkunsumsi alcohol bisa aman dari penyakit.
“..dari semua penelitian itu, kami berkesimpulan bahwa tidak ada konsumsi alkohol yang aman, bahkan jumlah kecil alkohol pun menimbulkan risiko," ujarnya kepada Radio Netherlands belum lama ini.
Natalie sadar, batas konsumsi alkohol jadi ketat sekali, namun ia menekankan bahwa Institut Trimbos tidak akan melarang orang mengkonsumsi alkohol berlebihan. Yang penting adalah, orang-orang tahu akibatnya dan mengerti bahwa mengonsumsi alkohol sama sekali tidak sehat.
Bahaya bagi Perempuan
Menurutnya, batas konsumsi alkohol bagi perempuan lebih rendah ketimbang laki-laki, karena tubuh perempuan lebih sensitif terhadap efek alkohol. Hati perempuan bekerja berbeda dengan laki-laki, perbandingan darah dan lemak di tubuh perempuan juga lain.
Konsumsi alkohol - walaupun sangat sedikit - bisa memperbesar kemungkinan kanker payudara.
Selain menurunkan standar konsumsi alkohol, Institut Trimbos juga menyesuaikan istilah mereka. Dulu mereka menyebut standar ini 'batas konsumsi alkohol bertanggung jawab', sekarang istilahnya berubah jadi 'batas konsumsi alkohol yang bisa diterima.'
"Lama sekali kami memikirkan cara memformulasikan standar dengan tepat dan bisa dimengerti orang-orang: konsumsi yang 'bertanggung jawab' menimbulkan kesan bahwa ada jumlah konsumsi alkohol yang aman. Padahal tidak. Karena itulah kami memilih istilah 'bisa diterima," ujar Natalie Dekker.
Kampanye
Supaya tidak terlihat bawel dan menggurui, Institut Trimbos tidak membuat kampanye baru besar-besaran. Sebaliknya, standar konsumsi alkohol yang baru diam-diam ditaruh di selebaran dan situs yang sudah ada.
Namun publik sepertinya tidak memerlukan kehati-hatian macam itu. Komentar yang paling banyak muncul adalah: "Batas serendah itu sepertinya tidak realistis untuk dikampanyekan." Sisanya, justru bilang, "Daripada diam-diam, mendingan blak-blakan saja." [rnwl/cha/hidayatullah.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!