Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
Oleh : Yuga Pramita
(Penulis Buku “Ayat-Ayat Sehat” dan “Diet Islami”)
"Dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan sebagai pembangkit selera bagi orang-orang yang makan." (QS: Al-Mu’minun:20)
***
Zaitun (olive atau Olea europeae) merupakan kultivar tanaman yang sangat tua. Informasi yang diperoleh dari sumber arkeologi menyebut, tumbuhan yang dapat bertahan hidup hingga ribuan tahun dan merupakan bagian dari sejarah pertanian bangsa Mediterania ini, ditemukan sekitar 5.000 – 3.000 tahun SM.
Menurut Prof. Dr. Zaghlul Raghib al-Najjar, dalam Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi, pohon atau ranting zaitun merupakan salah satu bahan yang dapat disulap jadi siwak terbaik, sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Muadz ibn Jabal, “Sebaik-baik siwak adalah zaitun, pohon yang diberkahi. Itulah siwakku dan siwak nabi-nabi sebelumku”.
Sementara buahnya, yang memiliki kandungan lemak antara 12 – 30% serta kaya akan berbagai vitamin (utamanya vitamin E dan A) serta mineral (zat besi, potasium, dan kalium) plus “setumpuk” antioksidan, bisa dijadikan penuntas lapar yang menyehatkan.
Sayangnya, sebab rasanya sangat pahit serta mengandung glikosida yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, buah zaitun sebaiknya tidak dikonsumsi langsung, namun perlu diolah terlebih dulu, dengan cara :
Metode Spanyol, menggunakan proses fermentasi yang meliputi beberapa tahap, yaitu perendaman buah segar menggunakan larutan soda api untuk mengurangi rasa pahit alaminya. Kemudian pencucian dan perendaman kembali dengan larutan garam yang akan merangsang proses fermentasi serta mengubah warnanya menjadi hijau yang khas.
Metode Yunani, menggunakan buah zaitun hitam sebagai bahan dasarnya, yang difermentasi dalam larutan garam selama 6 bulan (tanpa menggunakan soda api sebelumnya). Dengan cara ini, kulit buah bakal mengalami pengerutan, tetapi tingkat kepahitannya menjadi rendah.
Metode Amerika. Metode ini dilakukan dengan cara merendam buah zaitun pada larutan garam, namun tidak difermentasi. Buah selanjutnya dikemas dalam keadaan setengah matang, saat terjadi perubahan warna dari kuning ke merah. Kemudian direndam kembali dalam larutan alkali dan dikeringkan pada udara terbuka. Proses ini menyebabkan warna buah berubah menjadi hitam.
Minyak Zaitun
Minyak zaitun merupakan produk hasil olah buah zaitun yang dipercaya memiliki banyak khasiat. Sebut umpamanya dalam merawat keelokan tubuh, khususnya guna menjaga keindahan rambut. Melalui pengolesan secara merata ke seluruh bagian rambut, dari pangkal hingga ujung, bahan ini diyakini dapat menjaga sinar mahkota kebanggaan Anda.
Sedangkan untuk menghapus garis kerutan pada wajah serta mencegah terjadinya penuaan dini, cukup dilakukan dengan mengusapkannya disertai sedikit pemijatan pada bagian kering berkerut, kemudian mendiamkannya selama 15 menit, untuk selanjutnya dibilas air hangat.
Tentu saja untuk bisa memetik khasiat tersebut minyak zaitun yang dipilih haruslah yang berkualitas tinggi, yang umumnya memiliki ciri : tampak bening, berwarna hijau keemasan atau kuning keemasan, saat dicicipi rasanya hangat dan licin di lidah, serta sedikit pahit atau pedas.
Disamping itu, perhatikan pula masa kadaluarsanya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari University of Foggia, Italia, dengan melakukan analisis terhadap berbagai jenis minyak zaitun yang diproduksi perkebunan di beberapa desa di negara tersebut, menyimpulkan, khasiat minyak zaitun yang sudah dibuka segelnya hanya bertahan hingga enam bulan saja. Lebih dari itu, minyak zaitun akan kehilangan banyak zat-zat berguna.
Hal lain, para peneliti menyarankan pula untuk menyimpan minyak tersebut dalam botol-botol kecil, maksimum ukuran satu liter –guna menghindari terjadinya oksidasi– pada suhu 20 – 25 derajat celcius.
Awet kenyang
Selain dijadikan “obat” luar, minyak zaitun ternyata juga bisa dijadikan sahabat bersantap. Orang-orang Arab bahkan ada yang menjadikannya “coelan” roti atau dicampur dengan berbagai jenis hidangan lain.
Para ilmuwan dari National Institute of Health and Medical Research di Bordeaux, Prancis, mendapati, ternyata kebiasaan tersebut bisa mendatangkan manfaat bagi kesehatan, khususnya dalam mencegah terjadinya stroke.
Hasil studi mereka pada 7.625 orang Prancis berusia 65 tahun ke atas, di tiga kota besar –Bordeaux, Dijon dan Montpellier— selama lima tahun, dimana dalam masa penelitian didapati 148 orang relawannya terserang stroke, menyimpulkan, pengonsumsi minyak zaitun secara intensif, dapat menurun risikonya 41 persen lebih rendah untuk dikenai penyakit ini dibanding mereka yang tak pernah mengonsumsinya.
Disamping itu, Kathleen Doheny, pewarta news.health.com, melaporkan pula bahwa perlakuan itu mampu menimbulkan efek awet kenyang. Halmana selain bermakna dapat dijadikan “obat” untuk mencegah kegemukan, juga bisa dijagokan guna dikonsumsi saat sahur kepepet.
Hasil penelitian lebih lanjut mendapati, rupanya “oknum” yang jadi penyebab awet kenyang itu adalah asam oleat (C18 : 1), yakni asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fatty acid) yang memang banyak dimilikinya (antara 55 – 83%).
Daniele Piomelli, seorang profesor farmakologi di University of California, Irvine, beserta koleganya, membuktikan dengan menginfusi tikus-tikus laboratoriumnya menggunakan asam oleat yang berasal dari minyak zaitun. Mereka menemukan bahwa unsur tersebut selanjutnya akan dikonversi menjadi “lemak penyampai pesan” (fat messenger) yang disebut oleoylethanolamide (OEA).
OEA memiliki cara kerja seperti anandamide, sebuah cannabinoid alami yang bisa ditemukan dalam otak manusia, yang akan mempromosikan dan membuat perasaan nyaman lebih panjang, hingga sensitifitas terhadap hormon leptin meningkat, dan memberi sinyal ke otak bahwa Anda dalam keadaan kenyang.
Dengan demikian, jika suatu ketika bangun sahur telat, hingga waktu untuk bersantap tak selega-lila sebagaimana biasanya, sementara hidangan yang tersajipun sekedar apa adanya, tetapi Anda tidak ingin segera didera lapar, menjadikan minyak zaitun sebagai salah satu teman santapan, merupakan jawabnya.
Namun, jika tidak memiliki minyak zaitun, maka Anda disarankan untuk mencari bahan pangan lain yang kaya akan asam oleat sebagai penggantinya – dari penelaahan pustaka diketahui, salah satu bahan tersebut adalah kacang tanah. Disebut S. Ketaren, Penulis Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, kandungan asam oleat kacang tanah adalah sebesar 42,3 – 61,1 %.
Semoga puasa Anda tetap lancar. [adivammar/voa-islam.com]
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com