Sebuah audit yang dilakukan pemerintah AS telah menemukan bahwa miliaran dolar dana yang dialokasikan untuk proyek-proyek rekonstruksi di Afghanistan tidak bisa dilacak alias raib tak jelas.

Inspektur Jenderal Khusus untuk rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) telah mengumumkan bahwa hampir 18 miliar dolar yang diterima oleh ribuan perusahaan untuk membangun kembali Afghanistan tetap tak jelas keterangannya.

SIGAR mencatat bahwa uang itu diberikan antara tahun 2007 dan 2009.

"Sebelum laporan audit ini ada, tidak ada studi komprehensif tentang kontraktor dan uang AS yang dikeluarkan melalui kontraktor pada rekonstruksi Afghanistan," kata Inspektur Jenderal Khusus Arnold Fields, dikutip oleh AFP Kamis kemarin (28/10).

"Audit ini sangat penting karena jika kami tidak tahu kepada siapa kami memberikan uang, hampir tidak mungkin untuk melakukan pengawasan sistem secara keseluruhan."

Selain itu, Fields menjelaskan bahwa Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS juga tidak mampu untuk menyatakan berapa banyak yang telah dibelanjakan.

Audit itu mengatakan belum ada database sentral pemerintah AS untuk melacak proyek-proyek rekonstruksi.

The report comes days after a study by Nobel Prize winner for economics Joseph Stiglitz and Harvard University Professor Linda Bilmes found that the combined costs for the wars in Afghanistan and Iraq surpassed USD 6 trillion.

Laporan itu muncul beberapa hari setelah penelitian yang dilakukan oleh pemenang Hadiah Nobel Ekonomi Joseph Stiglitz dan Harvard University Profesor Linda Bilmes yang menemukan bahwa biaya gabungan untuk perang di Afghanistan dan Irak melampaui Rp 6 triliun.

Sementara itu, perang di Afghanistan terus berkecamuk, setelah sembilan tahun invasi pimpinan Amerika dimulai.(fq/prtv)