Senin, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Januari 2021 22:28 wib
3.891 views
Anak Durhaka dan Komentar Netizen
Oleh:
Dahlia Kumalasari || Pendidik
ADA sebuah hadist berkaitan keluarga yang menjadi panduan untuk keluarga muslim. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW berkata:
"Khairukum, khairukum li-ahlihi wa ana khairukum li-ahlikum". Yang artinya: "Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik kepada keluarga".
MasyaAllah, sempurnanya syariah Islam, hingga masalah sikap atau akhlaq pada anggota keluarga yang lain mendapat perhatian tersendiri. Dimana keluarga adalah pihak yang setiap hari berinteraksi dengan kita, sehingga selayaknya mendapatkan perlakuan yang terbaik sesuai dengan panduan Al Khaliq.
Namun, kehidupan serba bebas (liberal) saat ini, berpeluang besar untuk menghancurkan kepercayaan, rasa saling mengasihi dan menyayangi diantara anggota keluarga. Sebagaimana diberitakan okezone.com - "Kasus hukum anak melaporkan ibu kandung ke polisi karena selingkuh bukan karena baju, memasuki babak baru, kepolisian akhirnya menahan sang ibu.
Kasus itu melibatkan Agesti Ayu Wulandari (18) warga Desa Banjarsari RT 4/4, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, melawan ibunya Sumiyatun (38). Perempuan yang telah melahirkan korban, menjadi pesakitan setelah ditetapkan menjadi tersangka. (Selasa, 12 Januari 2021).
Benar, bahwa kebebasan telah "mendidik" perempuan untuk melakukan apapun walaupun harus menabrak rambu-rambu agama. Hilang sudah rasa malu, ketika hawa nafsu dipenuhi tanpa dipandu dengan syariatNya. Kondisi rumah dan hubungan antar anggota keluarga yang sudah tidak nyaman, akhirnya mendorong sang putri tertua untuk bertindak "yang dirasa" demi menuntut keadilan.
Bagaimana dengan masyarakat yang diwakili para netizen?. Masyarakat di dunia maya pun terbelah, ada sikap pro maupun kontra dari aksi yang dilakukan sang putri demi menumbuhkan rasa jera pada Ibunda.
Ya, tiap orang dalam kehidupan demokrasi diberi jaminan untuk bebas berekspresi menanggapi konflik anak dan Ibunya. Stempel anak durhaka, doa-doa keburukan pun dengan mudah diketikkan dan dikirimkan pada laman-laman media yang menayangkan kasus ini. Disisi lain, gelar "surga di bawah telapak kaki ibu" pun dengan mudah dilayangkan, tanpa mendetaili sepak terjang sang Ibunda yang telah memicu konflik di tengah-tengah keluarga.
Walaupun akhirnya kasus ini dianggap berakhir dengan dicabutnya laporan sang putri, namun ada PR besar yang menanti. Mengapa sekarang ini begitu menjamur konflik di tengah keluarga muslim?. Dan di sisi lain, mengapa masyarakat sangat ramai dan bebas untuk menyampaikan pendapatnya tanpa mendetaili fakta terlebih dahulu?.
Bebas Berekspresi
Ya, inilah fakta kehidupan saat ini. Kehidupan yang dilingkupi oleh jaminan kebebasan berekspresi untuk tiap individu. Panduan agama (baca : Islam), tak lagi berhak mengatur aktivitas manusia.
Sebagai contoh, interaksi pria dan wanita tidak memakai rambu-rambu agama. Hingga biasa terjadi yang namanya perselingkuhan. Sampai-sampai tema perselingkuhan menjadi trend untuk sinetron yang tayang baik di Indonesia, maupun sinetron yang diimport dari luar negeri.
Bagaimana dengan akhlaq anak ke Orang Tua?. Jika kita mencari di google, maka akan kita temukan banyak sekali kasus perselisihan antara anak dan Orang Tua. Dan bahkan tak sedikit yang berakhir dengan kesedihan dan hilangnya nyawa Orang Tua.
Lantas, bagaimana dengan ekspresi masyarakat yang diwakili dengan istilah netizen di dunia maya?. Para netizen pun makin membuat riuh membara permasalahan yang terjadi. Jari-jari netizen dengan mudahnya melontarkan kalimat-kalimat dan doa-doa buruk untuk keluarga yang berkonflik. Semuanya mendadak "lupa" atau mungkin belum paham bahwa disaat diri ini berekspresi, maka pada saat itulah malaikat dengan ketundukannya, akan mencatat amal-amal manusia.
Nasihat Lukman
Alangkah baiknya sebagai seorang muslim kita menengok kembali apa sebenarnya tujuan kita menjalani kehidupan di dunia. Apakah ingin menjalani hidup sesuai dengan keridhoanNya ataukah tidak?. Dalam surah Luqman ayat 13 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya : Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberikan pelajarannya : "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Dalam ayat di atas kita diingatkan bahwa mempersekutukan Allah merupakan kezaliman yang besar. Yaitu mempersekutukan dengan cara tidak mau diatur dengan syariahNya. Sehingga inilah urgentnya untuk memandu kehidupan kita dengan syariahNya. Baik itu dalam pergaulan suami-istri, mendidik anak-anak, kehidupan bermasyarakat, sampai lingkup negara.
Seorang istri dan atau suami berusaha berakhlaq baik sesuai panduan syariah. Seorang anakpun berusaha berakhlaq baik sebagaimana tuntunan Islam. Tak lupa para netizen mengomentari berita-berita di dunia maya sejalan dengan syariah. Dan negara sebagai pengurus urusan masyarakat, menjalankan amanahnya sesuai Al Qur'an dan As Sunnah.
Jika semua ini dilakukan, maka InsyaAllah kehidupan kaum muslimin akan dilingkupi dengan keberkahan dari Rabb semesta alam. Wa ma taufiqi illa bilLah, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
