Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.503 views

Takutlah Kepada Allah, Janganlah Berdusta!

Oleh: Dini Azra

Dalam debat Pilpres tahap kedua Minggu 17/2, Presiden/capres 01 Joko Widodo menyatakan bahwa dirinya tidak takut, kecuali kepada Allah Subhanahu wataala. Sebelumnya beliau mengungkapkan, bahwa mengelola negara sebesar Indonesia bukanlah hal yang gampang. Beruntung dirinya sudah berpengalaman menjadi walikota, gubernur, dan 4,5 tahun sebagai Presiden Indonesia.

"Kita ingin negara ini semakin baik dan saya akan pergunakan seluruh tenaga yang saya miliki, kewenangan yang saya miliki. Tidak ada yang saya takuti untuk kepentingan nasional, rakyat, bangsa negara. Tidak ada yang saya takuti kecuali Allah SWT untuk Indonesia maju," ujarnya. SINARHARAPAN.CO/17/2/2019.

Namun pernyataan yang sangat baik itu justru menuai tanggapan kurang baik, dari berbagai kalangan. Pasalnya ucapan itu, dianggap tidak sesuai dengan sepak terjangnya dalam memimpin negeri selama ini. Sehingga kata-kata itu sulit untuk dipercayai. Apalagi didalam debat itu pula, ada banyak kekeliruan data dari fakta yang disampaikan, terkait pencapaian yang telah dihasilkan oleh pemerintah saat ini.

Salah satu yang menanggapinya adalah wakil ketua Dewan Penasihat BPN Prabowo-Sandi, Hidayat Nurwahid. Menurutnya pernyataan itu sangat baik, tapi perlu dibuktikan dengan sikap jujur. “Penegasan beliau (Jokowi) tidak takut kecuali Allah SWT, pernyataan ini sesungguhnya pernyataan yang sangat baik dan sangat harus. Tapi harus juga terwujud dan terbukti,” kata Hidayat di Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Menurut dia, jika Jokowi betul-betul takut kepada Allah maka sudah jadi keharusan mantan wali kota Solo itu mengesampingkan kepentingan politiknya untuk kemudian menomorsatukan ajaran Allah, termasuk soal keadilan hukum dan juga keadilan ekonomi. Daripada sekadar membuat pernyataan normatif, dia menilai implementasi yang hakiki pada kehidupan pribadi maupun kehidupan sebagai kepala negara atau juga sebagai politisi jauh lebih penting. iNews Portal-Mobile(19/2/2019)

Jika tidak terbukti, maka akan menimbulkan pertanyaan publik, benarkah Jokowi hanya takut pada Allah? Masih segar dalam ingatan, ketika terjadi intoleransi dan tindak kekerasan terhadap muslim uyghur, oleh rezim komunis China. Pemerintah memilih diam seribu bahasa karena takut hubungan ekonomi dan politik dengan China terganggu. Sekedar memberi kecaman, itupun tak dilakukan karena takut bila pemerintah China mengancam.

Tindakan pembubaran ormas HTI secara sepihak, tanpa ada bukti kesalahan dan pelanggaran. Padahal HTI hanya berdakwah tanpa kekerasan, menyerukan kepada umat Islam untuk kembali menerapkan syariat Islam, sebagai solusi kehidupan. Khilafah yang merupakan ajaran Islam, sistem yang diwariskan Nabi shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatpun dianggap sebuah ancaman.

Memandang konstitusi lebih tinggi dibandingkan Kitab suci, karenanya lebih tepat dijadikan sumber hukum dan rujukan. Sedang Alquran hanya boleh dipelajari, dibaca, dihapalkan, dilombakan tapi tidak diaplikasikan dalam kehidupan bernegara. Itu terbukti ketika dia himbaukan agar agama dipisahkan dari politik.

Begitupun dalam berbagai kebijakan ekonomi dan hukum, sistem ekonomi berbasis riba terus dipelihara, ketimpangan hukum nyata dirasa. Berbagai penghinaan terhadap simbol agama, dia tidak bergeming, tapi kalau simbol negara yang dicela langsung dipidana.

Pembangunan tol dibanggakan, sedang rakyat kecil banyak yang tak punya jalan juga jembatan. Ketika kemaksiatan merajalela, lgbt, zina, merusak anak bangsa dan keluarga, katanya itu tidak bertentangan dengan hukum pidana, hak asasi manusia. Begitupun ketika rakyat rindu ingin bertemu, didepan istana mereka mengadu. Tapi pemimpinnya tak mau tahu!

Wahai, pemimpin negeri kami ! Ittaqillah, takutlah kepada Allah dan janganlah berdusta ! Bukankah Allah sudah sering memperingatkan kita dengan berbagai musibah dan bencana? Malah dikatakan itu peristiwa alam biasa tidak ada kaitannya dengan maksiat yang dilakukan manusia.

Inilah saatnya bermuhasabah, jangan lagi menyia-nyiakan amanah. Sebab pemimpin bukan sekedar berkuasa dan memerintah, tapi meriayah dan mengurusi umat ini dengan aturan syariah. Takutlah, dengan apa yang pernah disampaikan Nabi Shalallahu alaihi wassalam, Beliau besabda :

"Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga .” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pemimpin kaum muslimin terdahulu, selalu takut bila ada rakyatnya yang kekurangan sementara dia tidak mengetahuinya. Karena itu, Khalifah Umar bin Khatab selalu berkeliling di malam hari, untuk melihat kondisi rakyatnya. Beliau pernah membeli keluh kesah dari seorang ibu, yang terpaksa merebus batu untuk menenangkan anaknya yang menangis kelaparan, sampai anaknya tertidur. Khalifah Umar diliputi penyesalan dan kesedihan, beliau memanggul gandum dan bahan makanan lain, serta memasaknya untuk keluarga itu.

Belum cukup, beliau pun meminta si ibu menghadap dan menyampaikan keluh kesahnya. Maka Umar membelinya dengan harga 600 dirham dengan uang pribadinya. Transaksi jual beli keluh kesah itupun ditulis diatas kertas, dengan Ali bin abi thalib dan Ibnu mas'ud sebagai saksinya. Kemudian beliau berpesan, kelak jika beliau meninggal agar kertas itu dimasukkan kedalam kain kafannya, agar dia dapat menemui Allah Subhanahu wataala dalam keadaan bersih dari kezaliman.

Khalifah Umar melakukan itu semua karena rasa takut yang sebenar-benarnya terhadap Allah Subhanahu wataala. Dia memperhatikan rakyatnya, karena itu adalah amanah dan tanggung jawabnya sebagai Khalifah. Beliau tidak marah ketika rakyatnya mengkritik didepannya, karena rakyat tidak mengenali wajahnya.

Alangkah berbeda, dengan pemimpin sekarang, yang berkunjung kemanapun selalu membawa wartawan, minta diliput dan diberitakan. Kesusahan rakyat malah dijadikan bahan pencitraan. Mengaku hanya takut kepada Allah, nyatanya hukum-hukumNya dicampakkan, malah berani membuat hukum tandingan. Kepentingan rakyat dikesampingkan lebih mengutamakan para konglomerat dan pemodal Asing.

Kekayaan alam yang merupakan hak seluruh rakyat pun dijual,  sedang rakyat banting tulang sendiri mencari penghidupan, masih dibebani aneka pajak dan hutang negara. Astaghfirullah ! Semoga kepemimpinan ini segera berganti, dengan sistem Islam sebagai satu-satunya solusi. [syahid/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X