Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Oktober 2012 12:33 wib
106.036 views
Demi Yesus & Fulus Pendeta Markus Berdusta Mengaku Bekas Ketua FPI (1)
Kesaksian dusta terbesar sekaligus paling memalukan dalam sejarah kristenisasi di Indonesia, dilakukan oleh Pendeta Mohammad Makrus Ali Atamimi.
Situs kristenisasi www.######islam.com mengunggah testimoni Pendeta Makrus Ali dengan judul bombastis “Mantan Pemimpin FPI Menerima Isa Al-Masih.” Untuk memuluskan kristenisasi, dalam situs tersebut juga disediakan fasilitas mengunduh file video rekaman testimoni.
Ringkasan testimoni pria keturunan Arab-Jawa kelahiran Bangil Jawa Timur ini adalah sebagai berikut:
1. Mengaku sebagai seorang keturunan Nabi Muhammad yang bergelar habaib sehingga dipercaya menjaga sumur Zamzam selama 4 tahun.
2. Setalah kuliah di Universitas Islam Madinah selama 4 tahun, melakukan tugas jihad ke Afghanistan.
3. Usai jihad di Afghanistan, pulang ke Indonesia untuk mendirikan Laskar Jihad bersama Ustadz Dja’far Umar Thalib di Ambon.
4. Tanggal 10 Januari tahun 2004 dilantik menjadi Ketua FPI Jawa Timur karena memiliki tipologi yang bengis, kejam dan licik dalam menghancurkan umat Kristen.
5. Saat menjadi Ketua FPI Jawa Timur, ia mendapat tugas dari guru besarnya untuk mencari boneka emas (Jawa: gole’an kencono) di alam gaib. Dalam tirakat mencari boneka emas itulah, ia bertemu dengan Yesus dalam suatu penampakan. Maka pada tahun 2004 itu pula ia masuk Kristen dengan nama Kristen: Habib Palulus Mohamad Ali Markus At-Tamimi.
…Tak hanya berdusta, Markus terang-terangan menghina Islam. Ia menyebut umat Islam yang berhaji itu perlu diperiksakan ke psikiater. Ia juga menyebut hajar Aswad sebagai kumpulan 8.888 jin…
Pendeta Menipu, Jemaat Tertawa Memberi Aplaus
Kasus VCD testimoni Pendeta Markus Ali yang mengaku habib bekas Ketua FPI Jatim ini sebenarnya kasus usang yang sudah diserahkan ke Polda Jatim. Tapi anehnya, sampai sekarang para penginjil Kristen masih mengelu-elukan VCD yang seratus persen berisi bualan pendeta itu.
Meski VCD yang beredar itu tidak beridentitas, namun penulis bersama jaringan Tim FAKTA Malang berhasil melacak sumber VCD itu pada Oktober 2007. Bermodal gambar yang ada di VCD itu, penulis berhasil menemui pihak gereja dari gembala sidang hingga moderator acara, Hari Sujalmo di kediamannya. Di pucuk GJKW penulis berdialog dengan Pendeta Gunawan Yuli, Ketua Komisi Hubungan Antarumat Beragama Majelis Agung GKJW.
Penulis beberapa kali berdiskusi langsung dengan Pendeta Markus Ali dan istrinya, Pujiana di Surabaya. Lalu untuk melacak asal-usul Markus, penulis juga menapak tilas masa lalunya yang penuh dengan kriminalitas di dusun Mbiru desa Gunung Rejo kecamatan Singosari Malang. Ternyata Markus pernah dibui dalam kasus penipuan dan penggelapan uang.
VCD yang beredar pada tahun 2007 itu adalah rekaman testimoni Pendeta Markus dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Kebon Agung Malang. Acara bertempat di gedung GKJW Tulung Rejo di kota Batu, Malang ini diselenggarakan bertepatan pada hari raya Nyepi tanggal 19 Maret 2007.
Tak hanya berdusta, dalam ceramahnya Markus terang-terangan menghina Islam. Ia menyebut ritual ibadah haji sebagai permainan anak-anak kecil. Karenanya umat Islam yang berhaji itu perlu diperiksakan ke psikiater. Ia juga menyebut hajar Aswad sebagai kumpulan 8.888 jin yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Alfitiri. Tentang air Zamzam, Markus menuding bahwa air itu bukan air dari sumur Zamzam, tapi air suling dari PDAM Arab.
Dusta yang paling mencolok adalah ketika menceritakan asal-usul doa shalawat Nabi. Dengan akting yang cukup meyakinkan bak sejarawan, Markus menyebutkan bahwa asal mula shalawat itu dimulai ketika Nabi pada usia ke-61 tahun diracun oleh istrinya yang ke-17. Maka turunlah surat Yasin untuk dibacakan kepada Muhammad dengan harapan agar dipercepat kesembuhannya. Karena tak kunjung terkabul, Muhammad yang sudah sekarat, mengumpulkan seluruh keluarga dan shahabatnya untuk membaca shalawat. Setelah dibacakan shalawat, barulah Muhammad meninggal dunia.
Menurut Markus Ali, doa shalawat yang dibacakan pada akhir hayat Nabi adalah “Allohumma solli ala sayyidina muhammadin wa ala sayyidina muhammad ku anfusakum wa ahlikum naron.”
Bacaan shalawat yang diceritakan Markus ini jelas ngibul besar dan tak pernah diajarkan dalam Islam. Uniknya, ratusan jemaat yang memadati GKJW berulang kali memberikan aplaus ketika Markus menghujat Islam. Tanpa disadari, mereka memberikan support bagi orang yang telah menipu mereka di rumah ibadah.
…Dusta yang paling mencolok adalah cerita Markus tentang asal-usul shalawat Nabi. Bacaan shalawat yang diceritakan Markus ini jelas ngibul besar dan tak pernah diajarkan dalam Islam...
Masuk Islam Setelah Difatwa Mati
Mendengar namanya dicatut untuk pengkristenan umat Islam, Ustadz Dja’far pun memfatwa mati kepada Pendeta Markus karena melecehkan Allah SWT, Islam dan Nabi Muhammad SAW. Mantan Panglima Laskar Jihad ini menyebutkan keutamaan membunuh pendeta penghujat Allah dan Rasul-Nya dengan mengutip hadits dari Sunan Abi Daud: “Laa yajtami’u fin-naari kaafirun wa qootiluhu abadan” (Tidak akan pernah berkumpul di neraka, antara orang kafir dengan orang yang membunuhnya).
Namun sebelum fatwa mati dilaksanakan, Pendeta Markus buru-buru menyatakan masuk Islam dengan bersyahadat di hadapan Ustadz Sahal Soleh, dosen LPBA Sunan Ampel, Surabaya. Esoknya, Sabtu (27/10/2007) Markus mengadakan hajatan besar di rumahnya di kawasan Sidoyoso, Surabaya Utara. Ia memperbaharui nikah secara Islam dengan Pujiana, anak ketujuh H Abdul Manaf yang sudah dinikahi sejak tahun 1986. Usai pembaharuan nikah, diadakan khataman Al-Qur’an yang dilanjutkan dengan pengajian tasyakuran pada malam harinya. Selaku shahibul bait, Markus memberikan kata sambutan. Ia menyatakan tekadnya bersama istri dan kelima anaknya untuk istiqamah dalam Islam sampai akhir hayatnya. Acara ditutup dengan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Masyhud SM, dai pakar kristologi dari Sidoarjo. Penulis hadir pada acara yang dihadiri ratusan warga ini dengan mendokumentasikan dalam VCD.
...yang harus diperiksakan ke psikiater bukan umat Islam yang melakukan ibadah haji, melainkan Pendeta Markus yang merekayasa kesaksian dusta di gereja...
Usai pengajian, penulis bertanya kepada Markus dari mana ia mendapatkan literatur bahwa Hajar Aswad di Masjidil Haram itu dihuni oleh 8.888 jin yang dipimpin oleh jin yang bernama Huda Alfitiri? Dan darimana ia mendapat informasi tentang shalawat Nabi yang aneh itu?
Markus menjawab bahwa itu semua akal-akalan yang menjiplak apologi para pendeta seniornya, antara lain: Bambang Noorsena, Edi Sapto, Drs H Amos, Nur Aziz, dan Hamran Ambrie.
Jelaslah bahwa yang harus diperiksakan ke psikiater bukan umat Islam yang melakukan ibadah haji, melainkan Pendeta Markus yang merekayasa kesaksian dusta di gereja.
Dan para misionaris penyebar VCD Markus Ali pun harus dirawat di rumah sakit jiwa!! Bersambung [A. Ahmad Hizbullah MAG/Suara Islam]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!