Senin, 17 Jumadil Akhir 1446 H / 20 Desember 2010 01:06 wib
35.988 views
Skandal Misi Natal: Kristenisasi Berkedok Maulid Nabi
Natal dan Tahun baru adalah momen yang paling bahagia bagi umat kristiani. Mereka bersukacita merayakan kelahiran Yesus Kristus yang mereka yakini sebagai tuhan, juruselamat dan jurudamai.
Dengan keyakinan itu, para pendeta dan penginjil berusaha agar umat Islam juga merasakan damai Natal sebagaimana yang mereka rasakan. Sayangnya untuk “berbagi kasih” Natal itu, mereka menghalalkan segala cara, termasuk misi tipu muslihat.
Misi tipu muslihat Natal itu nampak jelas dalam brosur yang memakai nama samaran “Al-Barokah.” Bagi umat Islam yang awam, brosur lipat ini sangat menarik. Lihat saja, pada halaman depan tertulis judul “Allahu Akbar Maulid Isa Alaihissalam” yang dihiasi dengan kaligrafi khat Arab “Maulidun Nabiyyi ‘Iisaa ‘Alaihissalaam.” Tanpa wawasan yang memadai, kaum awam akan mengira brosur full colour ini sebagai bacaan Islam penguat akidah. Yang lebih mengecoh lagi, brosur empat halaman ini mencantumkan lima nas Arab ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi.
....Misi tipu muslihat Natal itu nampak jelas dalam brosur yang memakai nama samaran “Al-Barokah.” Bagi umat Islam yang awam, brosur lipat ini sangat menarik....
Mulanya brosur Kristen “Al-Barokah” mengutip hadits shahih Muslim yang menyatakan bahwa yang bisa menyelamatkan manusia masuk surga bukanlah amal shalih, melainkan rahmat Allah.
“Nabi Muhammad bersabda: “Tak seorang pun di antara kalian dimasukkan ke dalam sorga oleh amalnya dan tidak pula diselamatkan dari neraka. Begitu pula aku, kecuali dengan rahmat Allah” (Hadits Shahih Muslim).
Hadits ini diparalelkan dengan ayat Al-Qur'an surat Maryam ayat 21 yang menyatakan bahwa kelahiran Nabi Isa adalah rahmat dari Allah SWT.
Dengan kesimpulan demikian, lantas penginjil penulis brosur tersebut mengajak umat Islam untuk bersuka cita dalam damai Natal, menyambut kelahiran Yesus Kristus sebagai rahmat Allah, satu-satunya penebus dosa yang sanggup membawa manusia memasuki surga-Nya.
Umat Islam tidak akan membantah Nabi Isa sebagai rahmat Allah, sesuai dengan nas Al-Qur'an. Tapi keyakinan ini tidak serta-merta membuat umat Islam beralih masuk Kristen untuk menjadi pengikut Yesus. Karena dalam Al-Qur'an surat Ali Imran 49 dan Az-Zukhruf 59, Allah SWT membatasi misi kenabian Yesus hanya terbatas untuk bani Israel. Bukankah Bibel juga mengonfirmasi misi Yesus hanya untuk domba yang hilang dari umat Israel (Matius 10:5-6, Matius 15:24).
Ajakan penginjil kepada umat Islam untuk merayakan Natal kelahiran Yesus sang Juruselamat ini tentu sesat dan menyesatkan, akibat keliru menerapkan logika silogis. Menurut Al-Qur'an, Nabi Isa bukanlah satu-satunya rahmat Allah. Para nabi adalah rahmat dari Allah, dan di antara semua nabi itu, hanya ada satu nabi pamungkas untuk seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), yaitu Nabi Muhammad SAW.
“Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam” (Al Anbiya’ 107).
Ajakan penginjil kepada umat Islam untuk merayakan Natal itu bukanlah keterpujian, melainkan skandal teologis yang sama sekali tidak Alkitabiah. Ajakan Natalan kepada umat Islam juga salah sasaran. Sebaiknya, ajakan Natalan itu ditujukan kepada sekte-sekte Kristen yang tidak merayakan Natalan, misalnya Kristen Advent.
....Ajakan penginjil kepada umat Islam untuk merayakan Natal itu bukanlah keterpujian, melainkan skandal teologis yang sama sekali tidak Alkitabiah....
Tak sedikit sekte Kristen yang menentang Natalan, karena hari raya ini tidak ada perintahnya dalam Alkitab. Tuhan tidak memerintahkan manusia untuk memperingati Kelahiran Yesus, baik melalui Alkitab maupun melalui pernyataan para murid Yesus. Petrus, Paulus, Yohanes maupun para murid mereka tidak pernah memperhatikan hari Natal. Tidak ada hari Natal pada saat itu, dan tak ada dasar untuk memperhatikannya. Jika Natalan itu tidak ada perintahnya dari Yesus, bagaimana bisa mengklaim Natalan sebagai peribadatan yang memuliakan Yesus?
Selain itu, tak ada ayat Alkitab yang menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Jika tanggal 25 Desember bukan hari kelahiran Yesus, maka merayakan tanggal ini sebagai hari ulang tahun kelahiran Yesus adalah sebuah pengkhianatan sejarah kepada Yesus. [a. ahmad hizbullah mag/suara islam]
Baca artikel terkait:
- Skandal Misi Natal: Kristenisasi Berkedok Maulid Nabi.
- Natalan Bukan Milik Yesus, tapi Hari Ulang Tahun Kelahiran Dewa Kafir.
- Jika Kisah Bintang Betleham dalam Bibel Benar, Maka Yesus Lahir 17 Juni.
- Uskup Senior Teodoro Bacani: Sinterklas Telah Mencuri Spirit Natal.
- Kristen dan Ateis Perang Banner: Natal Realitas Atau Mitos?
- Kuis Natal Berhadiah Mobil BMW.
- Natal di Mata Teolog Kristen: Gereja Tak Mengenal Natal.
- Kontroversi Natal: Kebohongan Sinterklas, Sosok Pemalas.
- Misi Jelang Natal: Kristenkan Muslim dengan Tipuan.
- Awas! Lilin dan Lampu Natal Ternyata Berbahaya
- Tipuan Pohon Natal = Kelahiran Yesus Menurut Bibel?
- Haram Mengucapkan Selamat Natal.
- Haram Merayakan Natal dan Tahun Baru.
- Perayaan Natal dan Tahun Baru Syi'ar Agama Orang Kafir
- Toleransi Semu Natal dan Tahun Baru.
- Natalan Akan Digelar Serempak di Daerah Bencana, Waspadai Kristenisasi!
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!