Kamis, 10 Rabiul Akhir 1446 H / 12 September 2024 17:37 wib
10.851 views
Setiap Kita ini Fakir
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Definisi fakir –menurut Situs Resmi Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Banyumas- adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
Dalam keterangan lain, fakir berarti tidak memiliki kebutuhan pokoknya baik berupa harta atau lainnya. Sedangkan tidak punya sesuatu yang bukan kebutuhan pokoknya tidak disebut fakir; seperti seseorang yang tidak punya mobil. Atau kebutuhan pokoknya itu ada dan mampu untuk diambil maka ia tidak fakir; seperti orang yang kehabisan uang cash sedangkan ia masih memilik uang di rekeningnya.
Orang fakir adalah orang yang tidak punya kebutuhan pokoknya dan sangat membutuhkan. Sering disebut juga untuk orang yang uangnya sedikit dan tidak cukup penuhi kebutuhan pokoknya.
Fakir ini adalah fakir yang muqayyad terkait dengan terpenuhinya kebutuhan materiil. Dari sini ada manusia yang fakir dan ada manusia yang kaya.
Adapun fakir mutlak berlaku atas setiap makhluk hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dari sini setiap hamba butuh kepada Dzat yang telah menciptakan dan mengadakannya di dunia ini, lalu butuh untuk tetap diberi hidup dan diberi petunjuk kepada Dzat yang mengadakannya dan menjaganya.
Butuh (fakir) ini berlaku hanya kepada Allah; hal ini karena Allah yang telah menciptakan kita, menjaga kelestarian, memberi petunjuk menuhankan Allah dan menyembah-Nya. Rasa fakir ini hukumnya wajib dan menjadi unsur penting keimanan. Kesadaran akan hakikat ini membimbing kepada ketundukan dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.
Sedangkan Allah tersucikan dari rasa butuh kepada yang lain. Dia Ghaniyyun Hamidun (Mahakaya dan terpuji).
Inilah yang terkandung dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ * إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ * وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
“Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” (QS. Faathir: 15-17)
Allah “Al-Ghaniyyu” yang artinya Mahakaya adalah yang tidak bergantung kepada selain-Nya pada dzat-Nya dan sifat-Nya. Tidak tunduk dan butuh kepada selain-Nya. Sementara orang yang secara dzat dan sifatnya butuh kepada unsur eksternal maka keberadaannya tidak sempurna dan ia butuh kepada usaha selainnya, dan Allah Mahasuci dari semua ini. Karenanya, tidak ada yang kaya dan tidak butuh kepada selainnya secara mutlak dan sempurna kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!