Di Akhir Desember Harus Semakin Khawatir Bencana, Kenapa?Kamis, 26 Dec 2024 12:03 |
|
Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabantya.
Isti’anah artinya meminta pertolongan. Isti’anah billaah (meminta pertolongan kepada Allah) perkara penting dalam hidup mukmin. Tak ada kesuksesan aktifitasnya, berkaitan duniawi atau ukhrowi, kecuali dengan taufiq Allah, pertolongan, dan kemudahan dari-Nya. Karena apa saja di dunia ini di bawah kekuasaan-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tak akan pernah ada. Oleh sebab itu, Allah perintahkan hamba beriman membaca dalam shalatnya,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Kepada-Mu semata (wahai Allah) kami beribadah, dan kepada-Mu semata kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di berkata tentang tafsir ayat ini, “Maksudnya: kami menghususkan ibadah dan isti’anah kepada-Mu semata. Karena mendahukulan sobjek memiliki fungsi al-hasrh (pembatasan), yaitu menetapkan hukum bagi yang disebut dan menafikannya dari selainnya. Seolah ia berkata: kami beribadah kepada-Mu dan tidak kepada selain-Mu. Dan kami meminta pertolongan kepada-Mu dan tidak kepada selain-Mu.”
Beliau melanjutkan penafsirannya tentang didahulukannya ibadah atas isti’anah, “termasuk bagian dari bab mendahulukan yang umum atas yang khusus dan memberikan perhatian dengan mendahulukan hak Allah Ta’ala atas hak hamba-Nya.”
Kemudian beliau memberikan makna tentang ibadah,
اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأعمال، والأقوال الظاهرة والباطنة
“Nama yang mencakup setiap yang dicintai dan diridhai Allah berupa amal dan ucapan yang zahir dan yang batin.”
“Sedangkan isti’anah: bersandar kepada Allah Ta’ala dalam mendapatkan manfaat dan menghidarkan mudharat, dengan tetap yakin memperolehnya.”
“Melaksanakan ibadah kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya adalah sarana untuk memperoleh kebahagiaan abadi dan keselamatan dari semua keburukan, tidak ada jalan kesuksesan kecuali dengan melaksanakan keduanya,” selesai nukilan dari tafsir Taisir al-Kariim al-Rahmaan, Syaikh Al-Sa’di.
. . . Siapa yang meninggalkan Isti’anah Billaah, lalu ia meminta pertolongan kepada selain Allah, niscaya Allah membiarkan ia bersama orang yang ia beristi’anah kepadanya dan tak sudi menolongnya. . .
Sesuatu Terhitung Ibadah
Suatu amal ibadah menjadi ibadah sebenarnya jika diambil dari Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan berharap keridhaan Allah. Disebutkannya isti’anah sesudah ibadah –walau ia termasuk bagian ibadah-, karena hamba sangat butuh kepada isti’anah billah dalam semua aktifitas ibadahnya. Jika Allah tidak menolongnya niscaya ia tidak akan memperoleh keinginannya dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.
Ibnu rajab Al Hanbali rahimahullah:
فالعبدُ محتاجٌ إلى الاستعانة بالله في فعل المأمورات ، وترك المحظورات ، والصبر على المقدورات كلِّها في الدنيا وعندَ الموت وبعده من أهوال البرزخ ويوم القيامة، ولا يقدر على الإعانة على ذلك إلا الله - عز وجل -، فمن حقق الاستعانة عليه في ذلك كله أعانه
“Seorang hamba sangat membutuhkan utnuk minta tolong kepada Allah dalam hal melaksanakan perintah-perintah (dalam agama), meninggalkan hal-hal yang dilarang dan bersabar atas seluruh apa yang telah ditakdirkan ketika di dunia, ketika mati atau setelahnya yaitu berupa keadaan alam barzakh dan hari kiamat, dan tidak ada yang mampu menolong akan hal itu semua kecuali Allah Azza wa Jalla, maka barangsiapa yang benar-benar merealisasikan permintangan tolong hanya kepada Allah dalam seluruh perkara tersebut maka Allah akan menolongnya.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah.” (HR. Muslim)
Siapa yang meninggalkan Isti’anah Billaah, lalu ia meminta pertolongan kepada selain Allah, niscaya Allah membiarkan ia bersama orang yang ia beristi’anah kepadanya dan tak sudi menolongnya. Siapa yang Allah tidak mau menolongnya, maka ia terlantar dan tidak akan tercapai apa yang diinginkannya.
Al Hasan Al Bashri rahimahullah pernah menulis kepada Umar bin Abdul Aziz rahimahullah:
لا تستعِنْ بغيرِ الله، فيكِلَكَ الله إليه
“Jangan minta tolong kepada selain Allah, maka Allah akan membiarkanmu kepadanya.”
Sebagian ulama terdahulu berkata:
يا ربِّ عَجبت لمن يعرفُك كيف يرجو غيرك ، عجبتُ لمن يعرفك كيف يستعينُ بغيرك
“Wahai Rabbku, aku heran kepada siapa yang mengetahui-Mu, bagaimana koq dia berharap kepada selain-Mu, aku heran kepada siapa yang mengetahui-Mu, bagaimana dia memohon pertolongan kepada selain-Mu.” (Lihat kitab Jam’ Al ‘Ulum wa Al Hikam)
. . . Melaksanakan ibadah kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya adalah sarana untuk memperoleh kebahagiaan abadi dan keselamatan dari semua keburukan, tidak ada jalan kesuksesan kecuali dengan melaksanakan keduanya. . .
Macam Manusia dalam Ibadah dan Isti’anah
Ibnul Qayyim Rahimahullah membagi manusia dalam urusan ibadah dan isti’anah menjadi empat bagian:
Pertama, Ahli ibadah dan isti’anah. Hamba ini menjadikan ibadah sebagai puncak keinginan. Harapannya kepada Allah agar sudi menolongnya dalam urusan ibadah dan memberikan taufiq menegakkanya. Ini adalah tingkatan paling agung dan paling tinggi.
Kedua, orang yang tidak beribadah dan tidak pula beristi’anah kepada Allah. Jika ia meminta kepada Allah –sebatas- kepentingan diri dan syahwatnya. Bukan meminta untuk kepentingan mendapat ridha Allah dan menunaikan hak-hak Allah. Orang yang demikian tak ubahnya seperti Iblis, ia berdoa (meminta) kepada Allah hajatnya, lalu Allah memberinya. Ia pun menikmati pemberian Allah tersebut. Namun ia meminta kepada Allah sesuatu yang tidak menambah keridhaan-Nya. Sebaliknya, permintaan tersebut menambah kemurkaan Allah, bertambah jauh dari-Nya, dan terusir dari rahmat-Nya. Setiap orang yang meminta kepada Allah sesuatu yang tidak membantunya untuk taat kepada-Nya, maka permintaan itu akan menjauhkannya dari keridhaan Alah.
. . . Iblis, ia berdoa (meminta) kepada Allah hajatnya, lalu Allah memberinya. Ia pun menikmati pemberian Allah tersebut. Namun ia meminta kepada Allah sesuatu yang tidak menambah keridhaan-Nya. . .
Ketiga, orang yang beribadah, ia meninggalkan isti’anah. Orang menjalankan ibadah dan ketaatan secara zahir, namun ia tidak meminta pertolongan kepada Allah dalam menunaikannya. Sehingga sikap tawakkal dan meminta pertolongan kepada Allah tidak muncul dalam hatinya. Hatinya tidak terhubung dengan kuasa Allah dalam mewujudkan aktifitasnya. Orang seperti ini akan terhina dan lemah sebanding sedikitnya isti’anah (meminta tolong) dan tawakkalnya kepada Allah.
Keempat, orang yang suka beristi’anah (meminta tolong), tanpa melakukan ibadah. Bagian ini meyakini keesaan Allah dalam memberikan kebaikan dan menimpakan kemudharatan. Tapi ia tidak melakukan perkara-perkara yang Allah cintai dan ridhai. Ia meminta tolong dan tawakkal kepada Allah dalam kepentingan pribadi dan keinginan syahwatnya yang berupa harta atau kedudukan.
Penutup
Kesempurnaan hamba terletak pada ubudiyah dan isti’anahnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Melaksanakan ibadah kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya adalah sarana untuk memperoleh kebahagiaan abadi dan keselamatan dari semua keburukan, tidak ada jalan kesuksesan kecuali dengan melaksanakan keduanya.
Meminta tolong kepada Allah dalam melaksanakan perintah agama, kebaikan dunia dan akhirat. Segala sesuatu tnduk di bawah keiuasaan-Nya. Tidak ada sesuatu terjadi dan ada kecuali dengan izin dan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karenanya, meminta tolong kepada Allah menjadi keharusan bagi siapa yang beriman kepada-Nya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com
Di Akhir Desember Harus Semakin Khawatir Bencana, Kenapa?Kamis, 26 Dec 2024 12:03 |
|
Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |