Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 27 November 2013 07:00 wib
10.894 views
Perpecahan antara Tentara Syi'ah Iran dan Suriah Mulai Muncul
BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Perpecahan antara sesama tentara penganut Syi'ah dari dua negara berbeda, Iran dan Suriah, yang mendukung rezim brutal Bashar Al-Assad mulai nampak ke permukaan menyusul munculnya sebuah video kritikan dan juga keluhan terhadap pasukan Assad dari komandan pasukan elit Iran yang ikut bertempur memerangi mujahidin Sunni di Suriah.
Sebuah rekaman video yang diposting di YouTube oleh sebuah situs pro-oposisi menunjukkan seorang komandan Garda Revolusi Iran di Suriah yang mengkritik perilaku kejam dari pasukan rezim Assad terhadap rakyat Suriah. Satu klip menunjukkan komandan Esmail Heydari, yang telah tewas dalam penyergapan di provinsi Aleppo pada bulan Agustus bersama dengan pembuat film yang merekam cuplikan tersebut, mengeluhkan "kebiasaan buruk" pasukan Suriah.
"Saya merasa bahwa beberapa masalah di sini [di Suriah] berasal dari masalah budaya yang diciptakan oleh tentara," kata Heydari dalam video tersebut, menyamakan perilaku pasukan Suriah dengan yang ada pada militer Iran di bawah mantan shah Iran, yang secara luas dicerca di Republik Syi'ah itu dan dianggap sebagai diktator yang menindas.
"Dalam pertemuan saya dengan mereka [para komandan Suriah], saya mencoba untuk memberitahu mereka bahwa keberhasilan datang melalui memenangkan rasa hormat dan kepercayaan dari rakyat," kata Heydari.
"Saya mengatakan kepada para komandan Suriah, 'Anda harus menjadi komandan di hati orang-orang Anda, dan tidak bertindak dengan cara Soviet yang hanya memerintah tubuh mereka," katanya.
"Tapi bahkan ketika mereka mengemudi di mobil mereka, mereka menendang debu pada orang-orang mereka," keluhnya.
"Selama beberapa tahun, orang di sini telah takut pada tentara ini. Tentara ini harus belajar untuk menghormati orang-orangnya," kata Heydari.
Membandingkan pasukan Suriah kepada pasukannya sendiri, Heydari mengatakan bahwa ia dan tentara Iran telah membudayakan hubungan baik dengan orang-orang di daerah komandonya dengan memperlakukan orang dengan hormat dan berbagi makanan dan obat-obatan dengan penduduk setempat.
"Ketika saya ingin makan, aku mencoba untuk berbagi makanan kita dengan siapa pun di sekitar saya. Jika seseorang terluka, kami mencoba untuk memberikan perawatan medis yang sama seperti kita memperlakukan diri kita sendiri" klaimnya.
Video tersebut juga menunjukkan Heydari mengeluh tentang kurangnya disiplin di antara tentara Suriah.
"Di sini sebagai adat kebiasaan, mereka tinggal sampai pagi merokok nargileh dan minum mate [teh]. Jika merokok dan mate mereka dilenyapkan, mereka akan melenyapkan pertahanan mereka," candanya.
Mate dikonsumsi besar-besaran di beberapa daerah pedesaan Suriah, termasuk pantai, di mana sekte Alawit Presiden Bashar Assad membentuk sebagian besar dari populasi.
"Kami mencoba untuk memberitahu mereka perlunya untuk berlatih dan berlatih bukannya merokok," kata Heydari.
Sebuah klip terpisah menunjukkan Heydari mengkritik anggota dari pasukan "pertahanan sipil" Suriah di Aleppo dan bertanya mengapa markas teknik terdekat telah ditinggalkan tanpa terjaga malam sebelumnya.
Tentara pro rezim Suriah tersebut menjawab bahwa masalah itu akan diperbaiki, tetapi menambahkan bahwa beberapa anak buahnya ingin kembali ke rumah mereka karena mereka telah bertugas selama 15 hari terakhir.
Heydari memberitahu tentara itu bahwa ia harus mendapatkan izin dari komandannya sebelum pergi, seraya menawarkan untuk berbicara dengan komandan Suriah untuk menyampaikan permintaan tersebut.
Namun dalam indikasi lain dari etos bertentangan antara pasukan Iran dan Suriah, Heydari menambahkan bahwa ia sendiri telah jauh dari keluarganya selama lebih dari 48 hari dan bahwa komandannya sendiri telah menolak permintaannya untuk izin untuk mengambil cuti singkat.
"Jadi aku masih di sini," kata Heydari.
Ismael Heydari merupakan salah satu dari komandan pasukan Garda Revolusi Iran yang tewas saat bertugas di Suriah. Dia tewas pada 19 Agustus 2013 lalu, sebelum pembuatan klip tersebut, bersama kameramen Hadi Baghbani yang ditugaskan dengan pasukan itu saat unit yang Heydari pimpin disergap oleh pasukan oposisi dari Brigade Dawud di provinsi Aleppo. Brigade Dawud secara berkala merilis klip rekaman rampasan yang telah dibuat Baghbani untuk situs-situs dan outlet berita oposisi.
Semoga dengan munculnya video ini merupakan awal dari perpecahan yang membawa kehancuran bagi para penganut Syi'ah pendukung Bashar Al-Assad yang memerangi mujahidin Sunni di negara tersebut. Sungguh benar firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Surat Al-Hasyr ayat 14.
لاَ يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلاَّ فِي قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَآءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْقِلُونَ
"Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat, kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti."
(ab/tds)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!