Jum'at, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 24 Oktober 2014 14:15 wib
37.064 views
Dikalahkan oleh Nyamuk
Sahabat Voa Islam....
Ia mendapat julukan Iskandar "Zulkarnain". "Zul", artinya "memiliki", “Qarnain”, artinya "dua tanduk". Maksudnya, Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat.
Sebagai panglima perang, Raja Iskandar Zulkarnain dari Romawi tak terkalahkan. Seluruh negeri yang diperanginya selalu menyatakan tunduk dan menyerah. Pedangnya bagaikan memiliki mata, dapat menyerang dan mengarah pada sasaran yang diinginkannya.
Prajurit Raja Iskandar Zulkarnain sangat besar dan gagah berani dengan persenjataan yang kuat. Di medan perang, Raja Iskandar Zulkarnain adalah ahli siasat dan memiliki taktik perang yang jitu untuk memenangkan peperangan.
Seperdelapan luas bumi telah dikuasainya, hingga sampai mendekati India. Pada waktu ia akan menaklukkan negeri itu, ketika ia sedang menyeberangi Sungai Hindustan, suatu malam ia di hinggapi dan digigit seekor nyamuk kecil. Namun akibatnya fatal, Raja Iskandar Zulkarnaen jatuh sakit, menderita demam yang hebat. Nyamuk yang menggigitnya itu telah membawa benih penyakit malaria.
Dari hari ke hari penyakit Raja Iskandar Zulkarnain semakin bertambah parah. Ketika merasa ajalnya sudah dekat, ia memanggil orang kepercayaannya.
“Wahai para pemimpin prajurit dan para sahabatku, jika nanti aku meninggal dunia, masukkanlah jenazahku ke dalam peti mati dan buatlah lubang pada kedua sisi peti, kemudian julurkan kedua tanganku keluar melalui lubang itu. Tempatkan peti matiku ke dalam sebuah kereta jenazah yang terbuka, dan araklah kereta itu kembali ke Macedonia dengan perlahan-lahan, agar bangsa-bangsa yang pernah kita taklukkan di sepanjang perjalanan dapat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Iskandar yang Agung, yang perkasa, yang selalu menang perang, pada waktu matinya tidak membawa apa-apa. Tak sebungkah emas pun digenggamnya dari harta rampasan yang begitu banyak. Agar para raja, para penguasa, dan para panglima sesudahku kelak tidak akan sombong dengan kekuasaan mereka. Sebab, ternyata ujung semua kebesaran serta keagungan adalah kematian, dan kita tidak berdaya untuk menghindarinya."
Demikianlah pesan Raja Iskandar Zulkarnain yang Agung sebelum mengembuskan napas yang terakhir. Dia, yang begitu gagah dan kuat, penakluk semua negeri yang diperanginya, ternyata tak berdaya menghadapi gigitan seekor nyamuk kecil.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 26, Allah berfirman, yang artinya, “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, ‘Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?’ Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.”
Nyamuk adalah seekor makhluk yang lemah tapi menakjubkan. Ketika membuat perumpamaan seekor nyamuk, Allah SWT hendak menjelaskan kepada manusia bahwa makhluk yang kecil ukurannya ini agung dalam penciptaannya, yang mengagungkan Penciptanya.
Melalui ayat ini, banyak sekali ilmuwan Barat maupun Timur yang tergerak untuk melakukan penelitian. Baru-baru ini para ilmuwan menemukan bahwa nyamuk dapat mencari tahu di mana posisi seseorang dari embusan napas orang tersebut. Allah membekali mereka dangan kemampuan yang dapat menangkap gas karbon yang diembuskan oleh manusia, menganalisis jumlahnya, dan mengetahui sumbernya. Dan para ilmuwan menekankan bahwa serangga ini sangat sensitif terhadap gas karbon, bahkan memiliki kemampuan lebih unggul daripada perangkat yang paling kompleks yang dibuat oleh manusia.
Jika diperbesar dengan alat pembesar, mikroskop, 300 kali pembesaran, akan terlihat bahwa nyamuk memiliki seratus mata di kepalanya, 48 gigi di mulutnya, tiga jantung di perutnya lengkap dengan bilik-biliknya, memiliki enam pisau di belalainya dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, memiliki tiga sayap pada setiap sisinya.
Nyamuk juga Allah ciptakan lengkap dengan alat pendeteksi panas yang bekerja seperti inframerah yang berfungsi memantulkan warna kulit manusia pada kegelapan menjadi warna ungu hingga terlihat olehnya. Ia juga mempunyai alat pembius yang membantu dari bahaya jarumnya, agar manusia tidak merasakannya. Adapun yang kita rasa seperti gigitan adalah hasil dari hisapan darah kita.
Nyamuk juga mempunyai alat penyeleksi darah, hingga ia tidak menyedot sembarang darah. Ia mempunyai alat untuk mengalirkan darah hingga darah bisa mengalir lewat belalainya yang sangat lembut dan kecil. Dan lebih menakjubkan, di atas punggung nyamuk hidup serangga yang sangat kecil, yang tidak tampak kecuali dengan mikroskop.
Nyamuk, meski kerap mengganggu manusia karena gigitannya, sesungguhnya bukanlah hewan yang rakus. Ia menghisap darah bukan untuk memuaskan nafsu makanannya, mereka lebih berselera menghisap madu, nektar bunga-bunga, dan jus. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah, itu pun diperlukan karena untuk bertelur mereka membutuhkan banyak protein amino yang terdapat dalam darah.
Darah manusia mengandung sedikit asam amino, nyamuk lebih menyukai darah kerbau atau tikus.
Nyamuk selalu dapat menemukan sasarannya dengan tepat karena mereka "melihat" dengan gerakan, panas tubuh, dan bau tubuh kita. Jadi di kegelapan kamar, walau kita menutup selimut seluruh tubuh, ujung kaki yang tersembul, atau dengus napas yang hangat, dapat memberi tanda bagi nyamuk bahwa di sana ada sasaran yang bisa diserang.
Sewaktu nyamuk hinggap di tubuh manusia, ia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan, lalu "pisau"-nya merobek kulit manusia, maju-mundur, hingga menemukan urat darah, setelah itu baru darah dihisap.
Dalam prosesnya, nyamuk juga mengeluarkan air liur yang dapat mencegah darah yang dia hisap membeku. Darah manusia akan segera membeku jika terkena udara.
Proses ini berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk tubuh manusia seperti halnya seorang dokter mnyuntikkan jarum suntik. Padahal tidak begitu, nyamuk membedah manusia layaknya dokter bedah, yang cepat dan akurat.
Proses penggigitan belum selesai. Setelah nyamuk kenyang, ia akan mencabut sedotannya dan terbang. Air liur yang tertinggal di kulit kita akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang terjadi adalah bentol-bentol dan gatal.
Begitulah proses panjang dari seekor nyamuk saat menghisap darah manusia. Walaupun nyamuk itu hanya membutuhkan darah untuk telur-telurnya, hati-hati, nyamuk itu juga membawa ratusan virus dan parasit dalam tubuh dan moncongnya, yang akan masuk dalam tubuh manusia sewaktu ia menghisap darah manusia.
Banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, yang tekenal antara lain malaria, seperti yang dialami oleh Raja Iskandar Zulkarnain, dan deman berdarah. Meski dibawa oleh makhluk Allah yang kecil dan tampak rapuh dan lemah, penyakit-penyakit itu sangat mematikan manusia. Subhanallah... (may/dbs/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!