Ahad, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 29 Desember 2013 18:06 wib
12.435 views
Al-Qardhawi : Jendral Al-Sissi Kehilangan Relevansi Menjadi Presiden
CAIRO (voa-islam.com) - Sheikh Yusuf Al-Qardhawi, ulama yang menjadi referensi dalam bidang ilmu pengetahuan Islam dikalangan Jamaah Ikhwanul Muslimin, mengatakan bahwa Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi telah kehilangan relevansi dan tidak akan menjadi presiden Mesir.
Al-Qardhawi juga menyarankan bahwa referendum konstitusi yang akan datang adalah tidak “masuk akal” , dan mengatakan Ikhwanul Muslimin akan muncul lebih kuat setelah mengalami konfrontasi dengan dua presiden sebelumnya, Gamal Abdel Nasser dan Hosni Mubarak .
Al-Qardhawi menyatakan bahwa Al-Azhar telah berubah menjadi faktor yang “menutup masa depan politik Mesir”, tukasnya. Dia menambahkan bahwa mengundurkan diri dari Komite Ulama Senior setelah menemukan Al-Azhar itu, hanyalah “Orang-orang yang membenci fakta, dan negara dibawah militer hidup tidak dalam rangka mendukung dibawah sistem yang bebas dan demokratis”, tambahnya.
Selain itu, Al-Qardhawi mengatakan, sengketa dengan Mufti Ali Gomaa , adalah karena "dukungan mereka terhadap kudeta militer dan sikap diam mereka, serta keterlibatan mereka memberikan legitimasi terhadap pembunuhan ribuan Muslim di jalan-jalan”, tegasnya.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al-Watan Qatar, Al-Qardhawi menilai tentang angka yang berlebihan, menyebutkan mencapai 30 juta orang , yaitu jumlah kekuatan yang turun ke jalan memberikan dukungan kudeta, sangatlah bertentangan dengan legitimasi Presiden Mohammad Mursi dan pemerintahannya. Dia mengatakan bahwa, “Siapa pun yang mengatakan seperti ini adalah pendusta. Jumlah ini berarti setiap rakyat Mesir tanpa kecuali dari anak-anak dan orang tua, turun ke jalan pada hari itu mendukung militer", ujarnya.
Adapun referendum konstitusional yang akan datang, Al-Qardhawi mengatakan bahwa, “Saya percaya bahwa konstitusi baru dan referendum keduanya sia-sia”. Dia juga berkomentar tentang kemungkinan Jendral Abdul Fattah al-Sisi dinominasikan untuk presiden dengan mengatakan, “Al-Sisi telah kehilangan kredibilitasnya, dan tidak layak lagi sebagai presiden atau menteri pertahanan", ungkap Qardhawi.
Sehubungan dengan visinya tentang masa depan Ikhwanul Muslimin, Al-Qardhawi mengatakan kepada pewawancaranya : "Melihat jajak pendapat ... melihat masa depan Ikhwan sekarang , setelah ia menentang Jendral Abdel Nasser dan Marsekal Mubarak, dan anda akan melihat bagaimna masa depan mereka, dan Ikhwan sekarang telah menyebar ke lebih dari 70 negara di dunia”, ucapnya Qardhawi.
Ikhwan menghadapi masa-masa yang sangat sulit, tetapi semuanya bagian dari ujian keimanan bagi para pemimpin dan pendukung Ikhwan. Setiap periode Ikhwan selalu menghadapi perubahan sikap dan tindakan yang lebih keras. Di mulai Raja Farouk yang membunuh Hasan al-Banna, dilanjutkan Gamal Abdul Nasser yang membantai dan menggantung para anggota dan pemimpin Ikhwan. Kemudian, di periode Marsekal Hosni Mubarak yang melakukan tindakan repressif total terhadap Ikhwan.
Sekarang Jamaah Ikhwan dihantam badai yang begitu dahsyat oleh rezim militer Mesir. Jendral Abdul Fattah al-Sisi melakukan pembantaian ribuan anggota Ikhwan yang melakukan aksi damai. Para tokoh Ikhwan seluruhnya dimasukkan penjara. Ribuan anggota lainnya dipenjarakan. Organisasinya dinyatakan terlarang, dan sekarang pemerintah Mesir mendeklarasikan Ikhwan sebagai teroris. Berakhirkah Ikhwan di Mesir? Wallahu'alam. *mashadi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!