Kamis, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 9 Oktober 2014 17:31 wib
15.097 views
Bom Mobil Menewaskan 50 Milisi Syiah di Yaman
SANAA (voa-islam.com) - Para pejabat Yaman mengatakan dua bom bunuh diri - satu di ibukota, Sanaa, menewaskan sedikitnya 50 orang, ungkap Associated Press, Kamis, 10/10/2014.
Para pejabat keamanan dan rumah sakit mengatakan 30 orang tewas ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan di pusat Sanaa pada Kamis pagi. Serangan bom bunuh diri itu menargetkan pendukung pemberontak Syiah Houthi, yang baru-baru ini menyerbu kota Sanaa.
Petugas medis di Rumah Sakit Polisi terdekat mengirim panggilan darurat bagi dokter untuk membantu mengatasi tingginya jumlah korban.
Polisi menjaga bank lokal di dekat lokasi kejadian mengatakan seorang pria yang tampaknya mengenakan sabuk bunuh diri mendekati pos pemeriksaan Houthi. "Dia kemudian meledakan diri di tengah-tengah keamanan (Houthi), dan orang-orang berada didekatnya," ungkap polisi kepada Reuters.
Pemboman kedua terjadi di pinggiran selatan kota Mukalla. Di mana seorang pembom mobil bunuh diri menabrakkan mobilnya terhadap sebuah pos keamanan, menewaskan sedikitnya 20 tentara.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi insiden tersebut tampaknya mencerminkan pemboman sebelumnya yang dilakukan oleh Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).
Dalam sebuah berita yang terkait peristiwa pemboman itu, bersamaan diangkatnya pejabat Perdana Menteri Yaman Ahmed Awad bin Mubarak, sementara itu kelompok Syiah menolak pencalonannya setelah oposisi yang kuat oleh pemberontak Syiah yang menyerbu Sanaa pada 21 September, kata media pemerintah Kamis.
Presiden Abdur Rabuh Mansur Hadi telah menerima "permintaan kesediaan" Bin Mubarak membentuk pemerintahan baru yang ditetapkan oleh perjanjian damai yang ditengahi PBB, kata kantor berita Saba negara.
Bin Mubarak mengambil keputusan ini "dalam upaya untuk melestarikan persatuan nasional dan melindungi negara dari perang antara Syiah dan Sunni di negara itu', kata kantor berita nasional Saba mengutip surat yang dikirimkan oleh Perdana Menteri Mubarak.
Pemberontak Houthi menyerbu Sanaa dan menguasai ibukota Yaman, dan menamakan diri secara sebagai Ansarullah, telah sepakat untuk membatalkan protes yang mereka sebelumnya berjanji pada hari Kamis, kata Saba.
Seorang pembantu Hadi menuduh pemberontak menolak keputusan karena "mereka tidak ingin menjaga komitmen mereka" di bawah kesepakatan damai. Perang yang terjadi di Sanaa antara kelompok Syiah yang masuk kota Sanaa dengan kekuatan Sunni, terus berkecemuk di ibukota Sanaa. Para pejuang Sunni dan al-Qaidah akan bertekad membersihkan kotoran Syiah dari Sanaa. (dimas/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!