Kamis, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 1 April 2010 16:04 wib
15.747 views
Prinsip Islam (35) : Iman Kepada Takdir
Kita beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk, semuanya dari Allah Ta'ala. Caranya, dengan meyakini bahwa ilmu Allah meliput segala sesuatu, Allah telah menulis segalanya dalam Lauhul Mahfudz, dan kehendak-Nya ada pada setiap sesuatu yang terjadi. Dia semata yang sebagai pencipta segala sesuatu.
Firman Allah yang menunjukkan ilmu dan pengawasan-Nya,
رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit." (QS. Ibrahim: 38)
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." (QS. Al Thalaq: 12)
قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)." (QS. Saba': 3)
Firman Allah yang menjelaskan bahwa Dia telah menuliskan takdir segala sesuatu:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al Hadid: 22)
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal"." (QS. Al Taubah: 51)
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
"Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfudz) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah." (QS. Al Hajj: 70)
Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin 'Ash radliyallah 'anhuma berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi." Beliau bersabda, "dan 'Arsy-Nya berada di atas air."
"Allah telah menuliskan takdir seluruh makhluk 50 ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi." (al hadits)
Dari Ubadah bin Shamit radliyallah 'anhu berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sesungguhnya yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah pena. Lalu Dia berfirman padanya, "tulislah!" ia mejawab, "Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?" Allah menjawab, "tulislah takdir segala sesuatu sehingga hari kiamat." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ إِلَّا وَقَدْ كَتَبَ اللَّهُ مَكَانَهَا مِنْ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَإِلَّا وَقَدْ كُتِبَتْ شَقِيَّةً أَوْ سَعِيدَةً
"Tidaklah seseorang di antara kalian, jiwa-jiwa (diciptakan), kecuali telah ditulis (terlebih dahulu) tempatnya (kelak) di surga ataukah di neraka, juga kecuali telah ditentukan keberuntungan atau kesengsaraannya di neraka." (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ
"Ketauhilah, seandainya seluruh manusia bersatu padu untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan memberikan manfaat itu kepadamu kecuali sebatas apa yang Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak akan bisa menimpakan mudharat itu kecuali sebatas apa yang Allah tetapkan menimpamu. Pena (takdir) telah diangkat dan lembaran takdir telah mengering.” (HR. Tirmidzi, dia berkata; hasan sahih, disahihkan oleh al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan al-Tirmidzi no. 2516)
". . . Pena (takdir) telah diangkat dan lembaran takdir telah mengering." (al hadits)
Masyi'ah (kehendak) Allah yang berjalan atas segala sesuatu ditunjukkan oleh firman-Nya 'Azza wa Jalla:
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Insan: 30)
فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
"Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya." (QS. Al Buruj: 16)
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَأَنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يُرِيدُ
"Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Al Hajj: 18)
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)." (QS. Al Qashshash: 68)
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu"." (QS. Al Shaaffaat: 96)
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu." (QS. Al Zumar: 62)
قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
"Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk"." (QS. Thaahaa: 50)
Dan ada satu ayat yang menjelaskan semua keterangan di atas tentang takdir, yaitu:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (QS. Al Qamar: 49)
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, berkata, "Orang-orang musyrikin Quraisy datang untuk mendebat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang takdir. Lalu turunlah,
يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
"(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): 'Rasakanlah sentuhan api neraka". Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." (QS. Al Qamar: 48-49)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "segala sesuatu telah ada takdirnya, sampai kelemahan dan kecerdasan." (HR. Muslim)
(PurWD/voa-islam.com)
Bersambung . . . . Insya Allah
Tulisan Terkait:
* Tulisan sebelumnya
* Memahami Ungkapan ''Sudah Suratan Takdir''
* Gay dan Lesbi Bukan Takdir Tapi Penyimpangan
* Tengok Masa Lalu, Buka Lembar Baru
* Kebahagiaan Hidup Menurut Islam (1)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!