Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.941 views

Lima Tips Menggaet Suami agar Berperan dalam Mendidik Buah Hati

 

Oleh: Umi Diwanti

 

“Wah kudunya suami juga tahu tentang ini.”

“Harusnya para suami juga dikasih tahu yang beginian.”

“Yang suaminya paham sih enak.”

Merasa familiar nggak dengan kalimat-kalimat di atas, Bun? Saat menghadiri seminar parenting, sering sekali para bunda melontarkan kalimat di atas. 

Benar Bunda, mendidik anak sendirian dalam arti kita belum sejalan sepemikiran dengan suami itu memang berat. Apalagi di zaman sekarang, saat lingkungan hidup kita belum diliputi aturan yang ideal (Islam). Kita perlu partner solid di dalam rumah. Dan memang urusan mendidik anak bukan hanya kewajiban Bunda. Justru Ayah lah penanggung jawab utamanya. Sebagaimana dalam Alquran, masalah pendidikan anak Allah kisahkan melalui sosok Ayah, yakni Lukman dan Nabi Ibrahim.

Tapi Bun, kalau kita semua pada nunggu para Ayah ‘on’ duluan baru kita action, kasian anak-anak. Setiap detik mereka tumbuh dan berkembang. Perlakuan dan pendidikan di rumah kitalah yang akan mendominasi warna pada anak-anak kita. Karenanya marilah kita yang memulai dari sekarang. Tentu saja sembari mencari cara untuk memaksimalkan kembali peran penting suami kita di dalamnya. Beberapa cara berikut bisa kita coba.

Pertama, jadilah teladan. Suami itu pemimpin. Sudah menjadi karakter alami pemimpin memiliki baqo’ (gengsi) lebih tinggi dari perempuan. Anugerah dari Allah untuk menyempurnakan tugas kepemimpinannya. Jadi kita para istri tak perlu merasa rendah atau dihinakan saat harus selalu memulai kebaikan pada suami kita.

Seiring kita sering ikut kajian-kajian Islam, perlihatkanlah perubahan sikap dan tutur kata kita. Dalam hal ini khususon urusan mendidik anak. Kita yang dulunya dikit-dikit teriak, dikit-dikit cubit, dikit-dikit ngomel gak beraturan, yuk mulai kita rem dikit-dikit. Biasanya apa yang terindra lebih mengena oleh pasangan kita.

Kedua, lancarkan komunikasi. Secara umum laki-laki memiliki kemampuan yang lemah dalam menangkap sinyal komunikasi dan cenderung minim perbendaharaan kata dalam lisan maupun tullisan. Maka jangan pernah memilih bahasa kode atau sindiran untuk membuat mereka paham apa yang kita inginkan. Terkadang sudah sangat jelas kita ucapkan saja mereka masih belum bisa menangkap 100%.

Dalam komunikasi ini setidaknya ada beberapa yang harus kita siapkan. Terlebih dahulu kenali karakter laki-laki secara umum dan karakter suami kita masing-masing secara khusus. Agar kita bisa memilih gaya bahasa dan pilihan kata yang tepat. Berikutnya cari atau ciptakan waktu yang tepat. Sehingga saat kita perlu memastikan apakah beliau paham atau tidak yang kita inginkan tidak akan berujung masalah.

Kadangkala masalah muncul bukan karena konten pembicaraan yang salah tapi waktu dan suasana hati yang kurang tepat. Berikutnya adalah memastikan atau menciptakan suasana hati pasangan dalam kondisi tenang dan senang. Untuk urusan ini, istri masing-masing lah yang paling tahu apa yang mesti dilakukan. Satu hal, jangan gengsi dalam urusan ini. Toh beliau suami kita. Membuatnya senang adalah pahala. Apalagi ini demi kebaikan buah hati kita. Bener kan Bun?

Ketiga, libatkan suami dalam segala urusan anak secara langsung atau tidak langsung. Ceritakan perkembangan atau kejadian-kejadian yang dialami anak setiap harinya di saat senggang. Ajak serta beliau saat kita konsultasi dengan guru anak kita. Jangan lupa sering-sering ajak hadir ke acara parenting baik yang diadakan sekolah atau umum. Atau sekadar nonton bareng dari channel utube.

"Ah daripada ribet, minta suami bantu. Mending saya urus sendiri. Lekas beres. Selesai."

Ya begitulah kaum emak. Pengennya cepat, gak suka ribet. Tapi dalam hal ini, sikap demikian sangat tidak dianjurkan. Justru sebaliknya kita harus berusaha merangsang potensi suami dalam mendidik anak dengan menunjukan kalau kita tak sanggup sendirian. Kita perlu beliau. Bukan dengan mengatakan secara vulgar bahwa itu tanggung jawab mereka. Meski aslinya memang begitu, karena tak semua laki-laki suka dengan tuntutan. Kebanyakan mereka lebih berkenan melakukan karena merasa diperlukan.

“Yah, kayaknya cuma Ayah deh yang bisa bikin Dede gak ketergantungan gadget lagi. Bunda sudah berusaha berbagai cara, gak berhasil lho Yah. Kalau  Ayah yang ngomong ke Dede, Bunda ykin Dede bakal nurut deh. Tolong ya Yah…”

"Yah, sebenarnya Umi gak mau marah-marah ke anak. Tapi kenapa ya Yah, kalau capek sudah sampai ubun-ubun, pecah juga emosi Bunda. Padahal kadang kasian Nanda. Dia mah belum ngerti apa-apa. Mau nolomg Bunda gak Yah? Buat kebaikan anak kita?"

Gapapa lah kita ngomongnya sambil peluk dan kedip-kedip mata ke suami. Toh halal ini. Malah pahalanya dobel lho Bun. Pahala bermanja dan pahala dalam rangka mendidik ananda kita. Sepakat kan Bun? Wong dulu sebelum punya anak kita sering bermanja-manja, kenapa sekarang tidak mau? Sedatar-datarnya suami, fitrah mereka itu suka digelendotin lho. 

Berikutnya? Teladan sudah. Komunikasi sudah lancar. Kok belum seperti yang diinginkan? Jangan buru-buru kecewa dulu ya Bun. Yuk kita refleksi balik perjalanan kita yang juga bukan hasil sim salabim. Kita bisa berubah tentu saja juga makan waktu. Banyak majelis ilmu, sharing dan pengalaman yang kita lewati.

Maka yang keempat, mari kita list apa saja selama ini yang kiranya membuat kita bisa berubah atau setidaknya muncul keinginan untuk berubah. Ajak suami untuk juga melewatinya dan sabarlah kita dalam mengajak suami melewati hal yang sama.

Nikmati dan jadikanlah janji Allah sebagai pelipur hati. Bahwa Allah akan menilai usaha, bukan hasil. Bahwa siapa yang tertunjuki kebaikan dengan perantaraan kita maka lebih baik dari pada apa yang disinari matahai pagi hingga malam. Sungguh tak ada yang sia-sia di sisi Allah.

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ.

“Barang siapa yang menerapkan kebiasaan yang baik dalam Islam maka baginya pahala dan pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya”. (HR. Muslim)

Terakhir, mari kita sadari bahwa sulitnya mendidik generasi sekarang tidak lain karena aturan yang melingkupi kita saat ini bukanlah aturan yang ideal (Islam).

Karenanya disamping kita berusaha sekuat tenaga menjadi sosok Bunda yang kuat, kita pun harus ikut andil dalam upaya mengembalikan kehidupan Islam. Sembari berdiri di samping suami dan anak-anak, juga berdirilah tegak di barisan para pejuang agama Allah.

Jangan karenan fokus ingin jadi Bunda yang baik kita justru meninggalkan tugas utama kita sebagai penolong agama Allah. Padahal dengan itulah, kerumitan mendidik anak bisa menjadi sangat mudah. Karena sesungguhnya tak ada yang sulit bagi Allah.

Jangankan mengubah suami dan anak-anak kita, membalik hati seorang Umar dan Abu Sofyan yang dulunya pembenci Islam nomor wahid saja Allah mampu. Apalagi sekadar melembutkan hati anak dan pasangan kita. Bagi Allah cukuplah, “Kun Fayakun!”

Jadi terus upayakan melibatkan suami dalam pendidikan anak-nak kita ya, Bun. Insya Allah semua menjadi lebih mudah bila seluruh anggota keluarga terlibat bersama dalam mendidik generasi. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Jadi, 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X