Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.496 views

Keluargaku Kini, Masihkah 'Aman'?

Sahabat VOA-Islam...

Beberapa hari yang lalu, masyarakat digegerkan dengan berita pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri di Tangerang. Bahkan, latarbelakang sang ibu melakukan hal keji tersebut adalah akibat sakit hati dengan mantan suaminya (liputan6.com).

Bukan hanya itu, di Papua seorang bocah bernama Clarita dibunuh secara tragis oleh ibu kandungnya sendiri. Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Piet Reba mengatakan pelaku kekerasan terhadap Clarita adalah ibu kandungnya sendiri bernama Rolina Wahana yang saat ini sedang hamil 7 bulan. Sang ibu telah ditetapkan sebagai tersangka. Dalam penelusuran polisi, Claritha dianiaya sejak September 2017, mulai dari dipukul, ditampar, diinjak, hingga disiram air panas pada kepala dan tubuhnya. Dan meninggal pada 19 Januari 2019.

Kasus lainnya  seorang bocah berusia 7 tahun di Subang, Jawa Barat disiksa ibu tirinya. Akibatnya bocah laki-laki tersebut menderita luka lebam akibat pukulan sandal. Selain itu, nampak juga bekas cubitan di pinggang korban.Bocah itu juga mengalami luka serius di telinganya karena ditusuk dengan pembersih telinga atau cotton bud. Parahnya lagi, alat kelamin korban juga diremas hingga terluka. (liputan6.com/21 Januari 2019)

Sederet kasus-kasus diatas sungguh miris dan mengerikan. Belum lagi kasus yang tidak dipublikasikan. Realita ini telah menjepit keluarga di negeri ini. Kekerasan dalam rumah tangga seolah hal biasa sehingga tak jadi soal yang diseriusi. Ayah bunuh anak, istri bunuh suami, anak bunuh ibu kandung sendiri, dan segala sisi tindak kejahatan bahkan bermula dari rumah dan keluarga sendiri. Lantas, dimana lagi rasa “Aman” itu bisa ditemui, jika dirumah sendiri tak ada keharmonisan,canda tawa, rasa aman, cinta, dan kasih sayang.

 

Tipe-tipe Kekerasan terhadap Anak

Menurut Consultation On Child Abuse Prevention (WHO,1990),terdapat lima jenis perlakuan Kekerasan Ter-hadap Anak (KTA) antara lain:

  1. Kekerasan Fisik: Kekerasan yang mengakibatkan cedera fisik secara nyata maupun potensial terhadap anak, sebagai akibat dari interak-si atau tidak adanya interaksi yang layaknya berada dalam kendali orangtua atau orang dalam posisi hubungan tanggungjawab, keper-cayaan atau kekuasaan.
  2. Kekerasan Seksual: Meliputi: eksploitasi seksual, prostitusi, porno-grafi, paksaan untuk melihat kegiatan seksual, memperlihatkan kemaluan kepada anak untuk tujuan kepuasan seksual, stimulasi seksual, perabaan, memegang kemaluan, hubungan seksual, incest, perkosaan, sodomi.
  3. Kekerasan Emosional: Perbuatan terhadap anak yang mengaki-batkan gangguan kesehatan atau kelainan perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial, seperti: membentak, menghar-dik, berkata-kata kasar kepada anak-anak.
  4. Penelantaran Anak: Kegagalan dalam menyediakan kebutuhan tumbuh kembang anak (kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional, nutrisi, rumah, keamanan, pengasuhan) yang mengaki-batkan gangguan kesehatan fisik, mental, moral, spiritual dan so-sial, termasuk pula pengawasan dan perlindungannya.
  5. Eksploitasi Anak: Penggunaan anak dalam pekerjaan atau aktifitas lainnya, untuk keuntungan orang lain atau merugikan kesehatan fisik, mental, perkembangan spiritual, moral dan sosial-emosional anak-anak.

 

 

Tipe-tipe kekerasan diatas sudah sangat familiar kita kenal faktanya saat ini. Tingginya tingkat kekerasan pada anak membuktikan bahwa rusaknya pilar pertama kehidupan anak yakni keluarga yang tentunya dampak akibat rusaknya tatanan yang lebih besar yakni masyarakat dan negara.

Potret Kelam Keluarga dalam Dekapan Sekulerisme

Keluarga adalah miniatur kecil suatu sistem kehidupan negara. Keluarga juga merupakan pilar suatu masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan-keturunan penggerak peradaban. Namun,bila pilar yang ada rapuh dan goyah maka bangunan itu tak akan mampu kuat dan kokoh berdiri tegak.

Sekulerisme sebagai asas dalam kehidupan baik keluarga, masyarakat, maupun tatanan negara ibarat racun yang ditenggak habis sehingga menyisakan pahit, mabuk dan bahaya kematian. Hal itulah yang terjadi dalam negeri kaum muslimin. Keluarga terpapar arus sekulerisasi yang disebarkan disekeliling kehidupannya. Gaya hidup,cara pandang, pendidikan, pola pengasuhan, dan cara menghadapi persoalan keluarga semua mengacu pada standar materialistik. Kehidupan keluarga jauh dari pemahaman terhadap syari’at apalagi pengamalannya. Mindset keluarga dibentuk sedemikian rupa oleh mentor-mentor seperti selebriti yang jauh dari syari’at, kartun yang tidak mendidik, belum lagi pergaulan kehidupan yang abai terhadap kemaksiatan.

Ibu menjadi tersangka pembunuhan pun tak sulit lagi ditemukan. Seorang ibu yang harusnya berperan besar dalam pembentukan karakter anak justru menanamkan mental kasar dan tak bermoral pada anak. Berbagai alasan dan latar belakang kejadian bukanlah alasan pembenaran atas perilaku amoral tersebut. Sakit hati karena tingkah suami, kemiskinan, menambah beban, dan alasan lainnya yang bersumber dari pola pikir yang jauh dari standar syari’at. Virus sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) menyergap pemikiran kaum muslimin untuk terjebak dengan kesesatan dan kemaksiatan.

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan yang mengancam keutuhan keluarga. Keamanan dan rasa tenteram sulit dirasakan oleh anggota keluarga. Rasa cinta dan kasih sayang memudar seiring berkurangnya materi yang didapat. Amarah, dendam, sakit hati hinggap seperti lalat menggerogoti pondasi-pondasi keluarga.

Belum lagi, ide-ide feminisme yang merasuki pemikiran wanita yang jauh dari pemahaman islam. Keinginan persamaan derjat dalam konteks mendapat hak yang sama dalam politik, ekonomi, dan kekuasaan. Mengaburkan peran sejatinya dalam keluarga,sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Hal itu dianggap remeh dan rendah. Menjadi wanita dengan karir dunia menjulang menjadi cita-cita walau harus mengorbankan peran penting  dalam rumah tangga.

Keluarga dan Pondasi Islam

Dalam Islam, pengaturan dalam kehidupan keluarga diatur dengan lengkap dan menyeluruh. Pengaturan tentang pernikahan, pergaulan suami-istri, pengasuhan anak, kewajiban dan hak suami -istri. syari’at menjadi standar dalam setiap persoalan dalam rumah tangga. keluarga dibangun atas pondasi ketaatan kepada Allah S.W.T. Bukan unsur kebermanfaatan semata. Gaya hidup yang ditampakkan keluarga muslim adalah buah meneladani kehidupan Rasulullah S.A.W. Kehidupan sederhana namun bergelimang berkah dari Allah S.W.T

Pola pikir yang mendasari perbuatan setiap anggota keluarga adalah keterikatannya dengan hukum Allah. Dalam jiwa mereka menancap kuat idrak sillabillah (kesadaran hubungan dengan Allah). Mardhatillah adalah tujuan mereka. Hal ini terbentuk dari pilar-pilar ketaatan negara,masyarakat dan keluarga yang senantiasa tunduk atas syari’at Allah.

Anak sebagai anugerah dan amanah yang Allah berikan akan dididik dengan pendidikan Islam. Pola pengasuhan anak diperhatikan dan senantiasa menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan.Dalam Islam, anak merupakan hiasan dan termasuk juga di dalamnya ujian kehidupan dunia. Sebagaimana dalam QS. Ali Imran ayat 14, Allah S.W.T berfirman :

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

dan dalam Q.S Al-Kahfi ayat 46:

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Nabi juga memberikan peringatan kepada orang tua yang tidak mengakui anaknya. “Barang siapa yang tidak mengakui anaknya karena hendak mempermalukannya di dunia, Allah Tabaraka wa Ta’ala akan mempermalukannnya pada hari kiamat di hadapan banyak saksi mata, (setimpal dengan perbuatanya) qishas dengan qishas.” (HR. Ah-mad dan Thabrani dari Ibnu Umar).

“Sesungguhnya ada hamba-hamba Allah yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara, tidak dibersihkan (dari kesalahan mereka) dan tidak pula dipandang oleh-Nya.” “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah” tanya seorang sahabat. “Ialah anak yang tidak mau mengakui orang tuanya dan membenci keduanya, dan juga orang tua yang tidak mau mengakui anaknya (HR. Ahmad dan Thabrani dari Muadz bin Anas)

 Berikut adalah contoh sikap Rasulullah SAW pada anak kecil yang patut kita teladani.

  1. Rasulullah SAW senang bermain-main (menghibur) anak-anak dan kadang-kadang memangku mereka. Contoh: Beliau menyuruh Ab-dullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).” Merekapun ber-lomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya la-lu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
  2.  Rasulullah SAW sangat lembut dan berempati ketika anak-anak mengalami penderitaan. Contoh: Ketika Ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW san-gat sedih. Beliau segera datang ke rumah Ja’far dan menjumpai is-terinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak Ja’far. Ketika mereka datang, beliau menciuminya.”
  3. Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang tidak memiliki kasih sayang pada anak kecil. Contoh: Al-Aqra bin harits melihat Rasu-lullah SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan men-gangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”
  4. Rasulullah SAW sangat memahami ketidaktahuan anak. Contoh: Seorang anak kecil dibawa kepada Rasulullah SAW untuk didoa-kan dimohonkan berkah dan diberi nama. Anak tersebut dipangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing di pangkuan beliau, orang-orang yang melihatnya kaget dan berteriak. Beliau berkata, “Jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia sampai sele-sai dahulu kencingnya.” Beliau pun berdoa dan memberi nama anak itu. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.
  5. Rasulullah SAW sangat berempati pada anak kecil yang menangis. Contoh: Ketika Nabi Muhammad SAW melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah Fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” La-lu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.”

Sangat jelas, bahwa Islam mampu menyelesaikan seluruh problematika keluarga, masyarakat bahkan negara. Memberikan keamanan, rasa tenteram,dan menumbuhkan kasih sayang dalam keluarga,masyarakat dan negara. Sekulerisme sebagai akar persoalan ummat saat ini haruslah dicabut dan diganti dengan akar yang baru yakni penerapan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam bisshowab. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Ummul Haq Z, Mahasiswi Biologi UNP

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X