Jum'at, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 29 November 2013 11:30 wib
27.762 views
Smart Teen (47): Yesus Sang Juru Selamat ?
Benarkah Yesus Sang Juru Selamat ?
(membedah keimanan umat Kristiani)
“Alkitab ini bisa kita jadikan senjata untuk berdakwah dengan orang-orang Kristen” kata Pak Insan LS Mokogenta, seorang muallaf peraih Muallaf Award 2006-2007 / 2011-2012, ketika beliau mengisi kajian Kristologi.
Untuk berdakwa dengan orang Kristen cukup kita menggunakan Alkitab sebagai dalil atau argumentasi. Karena apabila kita menggunakan Al-Qur’an atau hadits pasti mereka menolaknya. Meskipun ribuan ayat Al-Qur’an kita sampaikan tidak akan mereka mempercayainya. Akan mereka tolak mentah-mentah. Seperti halnya kita apabila dibacakan ayat-ayat dari Alkitab, pasti kita juga tidak akan mempercayainya. Nah, maka cara yang paling jitu adalah menggunakan Alkitab yang mereka yakini dan imani kebenarannya sebagai argumentasi kita. Seolah nanti, Alkitab yang mereka yakini kebenarannya itu akan menjadi bumerang yang akan menggoyakan keimanan mereka apabila kita mampu memainkannya dengan baik dan benar.
Di samping saya sekarang sudah ada Alkitab. Kali ini kita akan sedikit mengkaji tentang apa yang sering didengung-dengungkan oleh orang-orang Kristen dan juga menjadi keimanan mereka yang tak bisa ditawar, yakni keyakinan mereka bahwa Yusus Juru Selamat umat manusia. Orang-orang Kristen sangat menyakini bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah dalam rangka menebus dosa. Dari sini muncul pertanyaan, benarkah Yesus sebagai penebus dosa atau jurus selamat? Selanjutnya mari kita telusuri dan kita kaji apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut Alkitab, awal-mula dosa adalah akibat Adam memakan buah terlarang dalam surga. Karena nabi Adam melanggar, memakan buah terlarang itu, maka sebagai ganjaran dari dosanya adalah maut, kematian. Paulus, yang saat itu masih tersusupi pemahaman paganisme (penyembah berhala) mempunyai ‘logika bodoh’, menurutnya “kalau darah hewan saja bisa menghapus dosa manusia apalagi darah atau nyawa seorang Yesus yang sempurna dan tak bercacat”. Logika ini sebagaimana yang ia sampaikan melalui suratnya pada jemaat di Ibrani:
“Dan Ia (Yesus) telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengn itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriya, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai peresembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.” (Ibrani 9: 12-14)
Ajaran penebusan dosa dengan menyembelih hewan ini juga dilakukan oleh Harun dalam kitab Taurat Musa, sebagaimana yang dijelaskan dalam Imamat pasal 16 ayat 11:
“Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya; ia harus menyembeli lembu jantan itu.” (Imamat 16:11)
Masih menurut logika bodoh Paulus, bahwa akibat dosa Adam memakan buah terlarang membuat seluruh manusia di muka bumi ini ikut menanggungnya, seperti surat yang ditulisnya kepada jemaat di Roma:
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12)
Lebih menarik, menurut penulis Injil Yohanes, karena semua manusia tak terlepas dari dosa maka perlu diadakan pendamaian dengan Tuhan. Agar dosa manusia bisa terampuni, maka Tuhan mengutus anaknya yang tunggal, Yesus, sebagai korban penebusan dosa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Setelah kita memperhatikan pemaparan logika bodoh Paulus berserta sura-suratnya yang dikirimkan pada jemaatnya, mungkin kita bertanya-tanya, “Kok Tuhan selemah itu sih, untuk menebus dosa manusia saja Dia repot-repot mengorbankan anak-Nya, Yesus untuk disalib? Mana kemahakuasaaan Tuhan?” seolah Allah tak mampu untuk menghapus dosa manusia, sehingga tak ada jalan lain selain mengorbankan anak-Nya untuk dibunuh di kayu salib. Bukankah ini pelecehan? Tuhan kok berkorban untuk manusia, bukannya manusia yang berkorban untuk Tuhan?
Begitulah ajaran penebusan dosa menurut Paulus dan penulis injil lainnya. Lalu bagaimana menurut Yesus sendiri, apakah Yesus mengajarkan tentang penebusan dosa ini? Mari kita simak beberapa perkataan dan statement dari Yesus berikut ini:
“Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati kerena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16)
Menurut ayat ini, setiap orang dihukum karena dosanya sendiri. Dengan kata lain, dosa ditanggung sendiri-sendiri tidak ditimpakan pada orang lain yang tak berdosa atau melakukan dosa. Seperti yang tertulis dalam Yehezkiel, ayat ini juga semakna:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang yang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.” (Yehezkiel 18:20)
Di sini jelas, bahwa dosa akan ditanggung masing-masing. Dan mendapat balasan sesuai dengan amal yang dilakukannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Wahyu 2:23
“Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 2:23)
Dan yang melakukan kejahatan, ia akan mendapatkan balasan dari kejahatan yang ia lakukan.
“.. tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yohanes 5: 29)
Ayat ini jelas, bahwa Yesus tak pernah mengajarkan ajaran penebusan dosa. Dan tak pernah mengatakan bahwa dialah yang menanggung semua dosa manusia. Justru Yesus mengatakan dengan sangat gamblang:
“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikatnya; pada waktu itu Ia (Yesus) akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Matius 16 : 27)
Kesimpulan:
Berdasarkan ayat-ayat Alkitab di atas, sangat terang dan gamblang bahwa Yesus tak pernah mengajarkan penebusan dosa, bahkan dosa ditanggung masing-masing. Ajaran penebusan dosa sendiri datang dari Paulus dan penulis injil lainnya bukan dari Yesus!
Ajaran Yesus dalam Alkitab mirip dengan ajaran agama kita: Islam. Bahwa setiap orang akan menanggung dosanya masing-masing. Yang mengatakan ini bukan kitab sucinya orang Islam dan juga bukan Firman Allah, tapi yang mengatakan ini adalah Alkitab mereka sendiri dan Yesus, Tuhan yang mereka sembah. Ternyata Tuhannya orang Kristen, Yesus tak mengajarkan ajaran penebusan dosa, dan dia (Yesus) juga mengaku dengan jujur dan polos bahwa dosa ditanggung masing-masing orang!
Seperti yang ada dalam ajaran Islam, bahwa setiap dosa akan dintanggung masing-masing, tak bisa ditimpakan pada orang lain.
“Bahwasannya tidaklah seseorang yang berdosa akan menanggung dosa orang lain. Dan bagi manusia hanyalah apa yang diusahakannya.” (Q.S. An-Najm : 38 – 39)
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil orang untuk memikul dosa itu, tidaklah akan dipikulkan walau sedikitpun, meskipun yang dipanggilnya itu termasuk kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan itu hanyalah orang-orang yang takut kepada Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan shalat. Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan untuk dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kamu kembali.” (Q.S. Al-Faathir : 18)
Ada yang perlu ditegaskan, dalam hal ini bukan berarti ajaran Islam sama dengan Kristen, sesuatu yang mirip belum tentu sama. Ajaran Islam datang untuk menyempurnakan ajaran para rasul sebelum nabi Muhammad. Dan meluruskan segala penyimpangan yang terjadi, termasuk di dalam Injil. Hanya saja, bisa jadi ajaran yang sama dengan Islam itu ajaran Injil sebenarnya sebelum dirubah oleh tangan-tangan jahil manusia. Seandainya orang-orang Kristen mau mengamalkan apa yang dikatakan oleh Yesus, seperti ayat-ayat tadi, penulis yakin perbedaan Islam dan Kristen sangat tipis. Tapi sayangnya, orang-orang Kristen lebih memilih untuk mengamalkan ajaran Paulus dan penulis injil lainnya. Anehnya, yang mengamalkan perintah Yesus justru orang-orang Islam (seperti penebusan dosa di atas salah satunya).
Nama Pena : Allan El-Hamasah
Facebook : El-Bertz Featchul T’tpzmngadh
Email : allan_elhamasah@yahoo.com
Twitter : @allanelhamasah
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!