Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah wawancara, seperti dimuat
Reuters pada Selasa (2/4/2024).
Peskov mengatakan bahwa Rusia memiliki hal yang penting untuk didiskusikan dengan Taliban, selaku negara tetangga.
"Ini adalah negara yang berada di samping kita, dan dengan satu atau lain cara kita berkomunikasi dengan mereka,” ujarnya.
Dijelaskan Peskov, Rusia perlu mengambil tindakan agar bisa menjalin komunikasi dengan Taliban seperti dengan pemerintah di negara lain.
"Kita perlu menyelesaikan masalah-masalah mendesak, hal ini juga memerlukan dialog, jadi dalam hal ini kita berkomunikasi dengan mereka seperti orang lain, mereka adalah otoritas
de facto di Afghanistan," tambahnya.
Peskov tidak merinci masalah mendesak apa yang dimaksud, namun baru-baru ini Rusia mendapat serangan mematikan dari kelompok bersenjata di gedung konser di luar Moskow yang menewaskan hingga 144 orang.
Militan Islamic State (IS) mengaku bertanggung jawab dan para pejabat Amerika Serikat mengatakan mereka memiliki informasi intelijen bahwa yang bertanggung jawab adalah cabang jaringan Afghanistan, IS-Khorasan (IS-K).
Rusia mengatakan pihaknya juga sedang menyelidiki kaitan Ukraina, sesuatu yang ditolak keras oleh Kyiv dan Amerika Serikat.
Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada tahun 2021 setelah penarikan pasukan asing pimpinan AS, namun hingga kini tetap berada dalam daftar organisasi yang ditetapkan Rusia sebagai teroris. (RMO)