Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Januari 2024 14:45 wib
6.497 views
Oxfam: Tingkat Kematian Harian Di Gaza Lebih Tinggi Dibandingkan Di Suriah, Ukraina, Yaman Dan Sudan
GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Tentara Zionos Israel membunuh warga Palestina di Gaza pada tingkat yang jauh lebih besar dibandingkan konflik besar baru-baru ini di Ukraina, Sudan, dan Yaman, kata Oxfam pada hari Kamis (11/1/2024).
Badan amal anti-kemiskinan tersebut mengatakan rata-rata 250 warga Gaza terbunuh setiap hari, dan menambahkan bahwa banyak nyawa lainnya terancam oleh kelaparan, penyakit, dan kedinginan.
Hal ini terjadi ketika Mahkamah Internasional mendengarkan bukti dari Afrika Selatan dan Israel pada hari Kamis dan Jumat dalam kasus Pretoria yang menuduh pemerintah Israel melakukan genosida di wilayah Palestina.
“Skala kekejaman yang dilakukan Israel terhadap Gaza benar-benar mengejutkan,” kata Direktur Oxfam untuk Timur Tengah, Sally Abi Khalil.
“Selama 100 hari masyarakat Gaza mengalami penderitaan yang luar biasa. Tidak ada tempat yang aman dan seluruh penduduk berada dalam risiko kelaparan.
“Tidak dapat dibayangkan bahwa komunitas internasional menyaksikan tingkat konflik paling mematikan di abad ke-21 ini, sambil terus menghalangi seruan gencatan senjata.”
Oxfam menggunakan data yang tersedia untuk umum untuk menentukan bahwa rata-rata tingkat pembunuhan per hari di Gaza jauh lebih besar dibandingkan konflik bersenjata besar lainnya baru-baru ini.
Jumlah ini termasuk di Suriah, dimana LSM tersebut mengatakan terdapat 96,5 kematian setiap hari, Sudan – dengan angka kematian sebesar 51,6 – dan Ukraina, dengan angka kematian sebesar 43,9.
Perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober dan sejauh ini telah menewaskan hampir 23.500 orang.
Perang telah menyebabkan rumah sakit, ambulans, bangunan tempat tinggal, dan tempat ibadah diserang.
Israel juga memperketat pengepungannya di Gaza selama bertahun-tahun.
“Blokade total Israel di Jalur Gaza membatasi bantuan yang menyelamatkan jiwa, termasuk makanan, pasokan medis, serta fasilitas air dan sanitasi,” kata Abi Khalil.
“Selain angka kematian yang sudah mengerikan, masih banyak lagi orang yang mungkin meninggal karena kelaparan, penyakit yang sebenarnya bisa dicegah, diare, dan pilek. Situasi ini sangat mengkhawatirkan bagi anak-anak, wanita hamil, dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
“Satu-satunya cara untuk menghentikan pertumpahan darah dan mencegah lebih banyak nyawa hilang adalah dengan segera melakukan gencatan senjata, membebaskan sandera, dan mengizinkan pasokan bantuan penting.” (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!