Rabu, 11 Jumadil Awwal 1446 H / 12 April 2023 10:58 wib
7.095 views
Dokumen Rahasia AS Yang Bocor Ungkap Rencana Mesir Sediakan 40.000 Roket Untuk Rusia
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Mesir terungkap telah merencanakan untuk menyediakan Rusia dengan puluhan ribu roket, dalam sebuah langkah yang akan terlihat membantu Moskow dalam invasi yang sedang berlangsung ke Ukraina dan hubungan berisiko dengan Amerika Serikat.
Menurut Washington Post, dokumen intelijen AS yang bocor – di antara banyak file rahasia yang diposting ke platform game, Discord – telah mengungkap negosiasi rahasia antara Kairo dan Moskow, di mana Presiden Mesir Abel Fattah El-Sisi dan pemerintahnya berencana untuk mengirimkan 40.000 roket kepada pasukan Rusia.
Dokumen tersebut, tertanggal 17 Februari, dilaporkan menunjukkan diskusi di antara para pejabat Mesir mengenai bagaimana memasok Rusia dengan bubuk mesiu dan artileri dari pabrik-pabrik Mesir, di mana Presiden El-Sisi memerintahkan para pejabat untuk merahasiakan produksi senjata untuk menghindari masalah dengan Barat. ".
Rencana produksi massal dan transfer senjata tampaknya tidak terwujud dalam beberapa bulan terakhir, kata pejabat keamanan AS kepada surat kabar itu. Namun, jika rencana dan diskusi tersebut dipastikan benar, hal itu diperkirakan berpotensi menyebabkan keretakan hubungan Mesir-Amerika, karena secara langsung menentang kepentingan kebijakan luar negeri AS dengan membantu Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
Itu akan terjadi ketika Washington terus memberi Kairo bantuan militer lebih dari $ 1 miliar setiap tahun, yang mengarah ke prediksi bahwa pemerintah AS dapat mencoba untuk memberlakukan tindakan terhadap Mesir, termasuk sanksi.
Duta Besar Mesir untuk AS dan juru bicara Kementerian Luar Negerinya, Ahmed Abu Zeid, mengklaim kepada surat kabar itu bahwa "Posisi Mesir sejak awal didasarkan pada tidak terlibat dalam krisis [perang Ukraina] ini dan berkomitmen untuk menjaga jarak yang sama dengan kedua belah pihak, sambil menegaskan Dukungan Mesir terhadap piagam PBB dan hukum internasional dalam resolusi Majelis Umum PBB." Abu Zeid menekankan bahwa "Kami terus mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan dan mencapai solusi politik melalui negosiasi."
Seorang pejabat anonim Mesir sejak itu membantah laporan dan kebocoran tersebut, mengatakan kepada saluran Berita Al-Qahera kemarin bahwa itu "sama sekali tidak berdasar," bersikeras bahwa "Mesir mengadopsi kebijakan yang seimbang dengan semua negara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas." (MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!