Jum'at, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Februari 2022 21:25 wib
4.191 views
Formula 1 Batalkan Grand Prix Rusia 2022 Menyusul Intervensi Militer Moskow Di Ukraina
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Menyusul intervensi militer Moskow di Ukraina, Formula 1 pada hari Jum'at (25/2/2022) mengkonfirmasi bahwa Grand Prix Rusia 2022 telah dibatalkan.
“Kejuaraan Dunia Formula 1 FIA mengunjungi negara-negara di seluruh dunia dengan visi positif untuk menyatukan orang, menyatukan bangsa. Kami menyaksikan perkembangan di Ukraina dengan kesedihan dan keterkejutan dan harapan untuk penyelesaian yang cepat dan damai untuk situasi saat ini,” bunyi pernyataan F1.
"Pada Kamis malam Formula 1, FIA, dan tim membahas posisi olahraga kami, dan kesimpulannya adalah, termasuk pandangan semua pemangku kepentingan terkait, bahwa tidak mungkin menggelar Grand Prix Rusia dalam situasi saat ini," tulis pernyataan tersebut menambahkan.
Krisis Donbas dan intervensi militer Rusia
“Revolusi Maidan” Februari 2014 di Ukraina menyebabkan mantan Presiden Viktor Yanukovych melarikan diri dari negara itu dan pemerintah pro-Barat berkuasa.
Ini diikuti oleh Rusia secara ilegal mencaplok wilayah Krimea dan separatis mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah Donetsk dan Luhansk di Donbas di Ukraina timur, yang keduanya memiliki populasi etnis Rusia yang besar.
Ketika bentrokan meletus antara pasukan separatis yang didukung Rusia dan tentara Ukraina, perjanjian Minsk 2014 dan 2015 ditandatangani di Moskow setelah intervensi kekuatan Barat.
Konflik, bagaimanapun, mendidih selama bertahun-tahun dengan pelanggaran gencatan senjata terus-menerus. Hingga Februari 2022, sekitar 14.000 orang telah tewas dalam konflik di Ukraina timur.
Ketegangan mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Mereka mengatakan Rusia sedang bersiap untuk menyerang tetangga baratnya, klaim yang secara konsisten ditolak oleh Moskow.
Menentang ancaman sanksi oleh Barat, Moskow awal pekan ini secara resmi mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka, diikuti dengan dimulainya operasi militer di Ukraina pada Kamis.
Putin mengklaim operasi itu bertujuan untuk melindungi orang-orang yang “menjadi sasaran genosida” oleh Kiev dan untuk “demiliterisasi dan denazifikasi” Ukraina, sambil menyerukan tentara Ukraina untuk meletakkan senjatanya. (AA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!