Kamis, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Februari 2022 20:47 wib
4.619 views
Perdana Menteri Libya Abdul Hamid Dbeibah Selamat Dari Upaya Pembunuhan
TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Perdana Menteri Libya Abdul Hamid Dbeibah dilaporkan selamat dari upaya pembunuhan di ibu kota, Tripoli, di tengah perebutan kekuasaan yang sedang berlangsung di negara Afrika Utara itu.
Para penyerang menembakkan rentetan peluru ke mobil Dbeibah saat dia pulang ke rumah pada Kamis (10/2/2022) pagi, sebuah sumber yang dekat dengan perdana menteri mengatakan kepada Reuters, yang menggambarkan serangan itu sebagai upaya pembunuhan yang jelas.
Sumber itu mengatakan Dbeibah lolos dari serangan itu “tanpa cedera,” tetapi para penyerang melarikan diri dan penyelidikan akan dilakukan.
Upaya pembunuhan itu bisa memperparah krisis penguasaan pemerintah di Libya.
Insiden Kamis terjadi beberapa jam sebelum sesi parlemen yang akan mempertimbangkan pemilihan perdana menteri baru, sebuah gagasan yang ditolak oleh Dbeibah, yang menegaskan bahwa ia akan menyerahkan kekuasaan hanya kepada pemerintah terpilih dan tidak akan mengizinkan fase transisi baru di Libya.
Angkatan bersenjata telah memobilisasi lebih banyak pejuang dan peralatan di ibu kota selama beberapa pekan terakhir, meningkatkan kekhawatiran krisis politik dapat memicu pertempuran.
Libya telah bergulat dengan kekerasan sejak penggulingan diktator Muammar Khadafi pada 2011 selama operasi yang didukung oleh NATO.
Dbeibah dipilih melalui proses yang difasilitasi PBB Februari lalu. Dia akan menjabat di posnya sampai pemilihan yang direncanakan pada 24 Desember tahun lalu. Namun, parlemen mengumumkan pada 22 Desember bahwa pemilihan presiden yang direncanakan tidak akan dilanjutkan. Itu tidak menetapkan tanggal baru untuk pemilihan.
Penundaan pemilu yang telah lama ditunggu-tunggu kini telah membuat proses perdamaian yang didukung internasional dalam kekacauan dan nasib pemerintah sementara diragukan.
Setelah penundaan pemungutan suara, dilaporkan juga terjadi lonjakan kekerasan di negara itu, termasuk oleh kelompok-kelompok bersenjata yang berusaha menguasai ladang minyak negara itu.
Awal pekan ini, parlemen mengatakan bahwa tidak ada pemilihan umum yang akan diadakan tahun ini, mengecewakan banyak warga Libya yang telah mendaftar untuk memilih. Parlemen juga telah menyatakan pemerintah Dbeibah tidak sah dan mengatakan akan mengadakan pemungutan suara di kemudian hari untuk menunjuk perdana menteri baru untuk membentuk pemerintahan lain.
Langkah parlemen untuk memilih perdana menteri baru dapat menyebabkan kembalinya situasi sebelum pemerintah persatuan Dbeibah dilantik, dengan pemerintahan paralel berusaha untuk memerintah Libya dari kota-kota yang berbeda. (ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!