AS dan Israel Khawatir Tentang Potensi Kemanangan Hamas Dalam Pemilu Palestina

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan mitranya dari Israel Gabi Ashkenazi dalam panggilan telepon telah menyuarakan kekhawatiran  tentang potensi kemenangan Hamas dalam pemilihan parlemen Palestina yang akan datang, RT melaporkan pada hari Jum'at (9/4/2021).

Dalam laporan yang dikeluarkan oleh situs berita Walla Israel, RT mengungkapkan bahwa Ashkenazi menyuarakan kekhawatiran Israel kepada Blinken tentang kemungkinan kemenangan Hamas karena fragmentasi gerakan saingannya, Fatah.

Namun, Ashkenazi membenarkan bahwa Israel tidak menempatkan hambatan apa pun untuk merusak pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada 22 Mei.

Walla melaporkan bahwa Blinken menanggapi Ashkenazi dengan menekankan bahwa negaranya tidak menentang pemilihan umum Palestina.

Dia menegaskan kembali bahwa pemerintah AS percaya bahwa Israel dan Palestina harus menikmati kebebasan, keamanan, kemakmuran dan demokrasi yang sama.

Departemen Luar Negeri AS, menurut laporan Walla yang diterbitkan ulang oleh RT, mendesak siapa pun yang mengambil bagian dalam pemilihan Palestina: "Harus meninggalkan kekerasan, mengakui Israel dan menghormati kesepakatan sebelumnya."

Baik pejabat Israel dan AS telah mengkonfirmasi bahwa mereka lebih suka jika Palestina menunda pemilihan atas kemauan mereka sendiri, sumber Israel mengatakan kepada Walla. (MeMo)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Arab Saudi Akan Denda 10.000 Riyal Jemaah Yang Melakukan Umrah Ramadhan Tanpa Izin
• Perjuangan Perguruan Tinggi Islam Melanjutkan Misi Hatta-Natsir
• Pasukan Assad Serang Kendaraan Warga Sipil Dengan Rudal, 4 Orang Tewas 2 Anak Terluka
• Tunisia Tangguhkan Shalat Isya Dan Tarawih Di Masjid
• Laporan: Jenderal UEA Tidak Dapat Menjadi Presiden Interpol Karena Sejarah Pelanggaran HAM
• Kantor Netanyahu: Israel Tidak Akan Bekerja Sama Dengan Penyelidikan Kejahatan Perang ICC
• Kelompok HAM: Hampir 600 Orang Tewas Sejak Kudeta Militer Di Myanmar
• Senat Prancis Setujui Klausul Larangan Shalat Bagi Mahasiswa Muslim Di Kampus