Selasa, 13 Rajab 1446 H / 15 Desember 2020 20:35 wib
3.098 views
Seorang Siswa Dikeluarkan Dari Sekolah Di Prancis Karena Menyebut Samuel Paty Layak Dipenggal
PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Seorang siswa dikeluarkan dari sekolah di Prancis setelah di kelas membela pembunuhan terhadap guru Samuel Paty oleh seorang remaja asal Chechnya, kata sebuah laporan. Paty dipenggal pada bulan Oktober karena menayangkan kartun Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam.
Menurut radio France Bleu, siswa tersebut awalnya membuat komentar pada 2 November, lebih dari dua pekan setelah Paty terbunuh.
Para siswa baru saja kembali dari liburan ke salah satu sekolah di kota Saint-Jean-de-Luz di barat daya Prancis, dekat perbatasan Spanyol. Setelah mengheningkan cipta sejenak, dilakukan diskusi di dalam kelas. Salah satu remaja mengejutkan semua orang dengan mengatakan bahwa pembunuhan brutal Paty "pantas dilakukan".
Seorang guru meminta siswanya untuk menjelaskan apa yang dia maksud. Siswa itu menjawab bahwa "tidak ada yang berhak mengolok-olok agama", dan bahwa "pemenggalan memang pantas." Pernyataan yang sama kemudian diulangi oleh siswa tersebut selama pertemuan dengan wakil kepala sekolah dan penasihat senior pendidikan.
Setelah rapat panel disiplin, yang dihadiri oleh orang tua siswa, siswa tersebut dikeluarkan. Para orang tua kemudian ditawari pilihan pendidikan di "pendirian lain," kata France Bleu.
Seorang guru sejarah dan geografi, Paty dipenggal oleh seorang remaja Muslim asal Chechnya di Paris pada 16 Oktober karena menunjukkan kepada kelasnya kartun Nabi Muhammad selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi. Paty telah dikomplain oleh para orang tua siswa atas kartun tersebut namun dia tetap bersikukuh dengan alasan kebebasan berbicara.
Pembunuhan itu memicu kemarahan yang meluas di Prancis, memaksa pihak berwenang untuk mengawasi kaum muda yang teradikalisasi dalam sistem pendidikan dan menindak kelompok-kelompok ekstremis.
Awal bulan ini, Kementerian Pendidikan Nasional mengatakan ada 793 "insiden" di sekolah-sekolah selama penghormatan kepada sang guru yang tewas tersebut. Empat puluh persen di antaranya dilaporkan sebagai "provokasi" dan "perselisihan", 17 persen sebagai pembelaan atas aksi sang remaja Chechnya, 12 persen sebagai penolakan untuk berpartisipasi dalam penghormatan kepada Paty, dan sembilan persen sebagai upaya untuk mengganggu penghormatan tersebut. Secara keseluruhan, 131 siswa diskors dan 44 dikeluarkan. (RT)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!