Jaksa ICC Tolak Gugatan Genosida Muslim Uighur Terhadap Cina

DEN HAAG, BELANDA (voa-islam.com) - Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah menolak seruan oleh orang Uighur yang diasingkan untuk menyelidiki Cina atas dugaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan, yang merupakan pukulan bagi kelompok minoritas Muslim di Xinjiang.

Orang-orang Uighur menyerahkan dokumen besar bukti ke pengadilan pada Juli yang menuduh Cina memenjarakan lebih dari satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya di kamp-kamp pendidikan ulang dan mensterilkan wanita secara paksa.

Tetapi kantor jaksa penuntut Fatou Bensouda mengklaim dalam sebuah laporan pada hari Senin (14/12/2020) bahwa mereka tidak dapat bertindak karena tindakan yang dituduhkan terjadi di wilayah Cina, yang bukan penandatangan ICC yang berbasis di Den Haag.

Dalam laporan tahunannya, kantor Bensouda mengklaim: "Prasyarat untuk pelaksanaan yurisdiksi teritorial pengadilan ini tampaknya tidak dipenuhi sehubungan dengan sebagian besar kejahatan yang dituduhkan".

Juga "tidak ada dasar untuk melanjutkan saat ini" pada klaim terpisah tentang deportasi paksa warga Uighur kembali ke Cina dari Tajikistan dan Kamboja, kata laporan ICC.

Orang Uighur berpendapat bahwa meskipun tuduhan deportasi tidak terjadi di tanah Cina, ICC dapat bertindak karena terjadi di wilayah Tajik dan Kamboja dan keduanya adalah anggota ICC.

Pengacara untuk Uighur sekarang telah meminta pengadilan untuk mempertimbangkan kembali "berdasarkan fakta atau bukti baru", kata laporan jaksa ICC.

Cina menyebut tuduhan itu tidak berdasar dan mengklaim penjara-penjara di wilayah barat laut Xinjiang adalah pusat pelatihan kerja yang bertujuan untuk menjauhkan orang dari pandangan garis keras.

Menurut laporan dan kesaksian saksi, lebih dari satu juta orang Uighur ditahan di berbagai fasilitas di Xinjiang. Aktivis hak asasi manusia dan mantan tahanan menyebut mereka sebagai kamp konsentrasi. (Aje)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Jerusalem Post: Oman dan Indonesia Kemungkinan Akan Menyusul Menjalin Hubungan dengan Israel
• Hamas: 'Pembicaraan Rekonsiliasi Terhenti Karena Fatah Lanjutkan Hubungan dengan Israel'
• Pasukan Armenia Langgar Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh, Bunuh 4 Tentara Azerbaijan
• Kelompok Islamis Maroko Mengutuk Keras Keputusan Normalisasi Negara Itu Dengan Israel
• Jumlah Kasus COVID-19 di AS Mencapai Rekor 16 Juta
• Malaysia Perpendek Masa Karantina Bagi Pelancong Dari 14 Hari Menjadi 10 Hari
• Menhan Inggris: Drone Turki Ancaman Nyata Bagi Musuh
• Turki Panggil Dubes Iran Untuk Ankara Terkait Reaksi Agresif Iran Atas Puisi Azeri Erdogan