Senin, 13 Rajab 1446 H / 7 Desember 2020 19:45 wib
2.325 views
Jenderal Iran: Senjata Mesin Yang Digunakan Untuk Membunuh Fakhrizadeh Dikendalikan Satelit
TEHERAN, IRAN (voa-islam.com) - Senapan mesin yang dikendalikan satelit dengan "kecerdasan buatan" digunakan untuk membunuh ilmuwan nuklir top Iran, kata seorang komandan Korps Pengawal Revolusi Syi'ah Iran (IRGC).
Mohsen Fakhrizadeh ditembak mati dalam konvoi di luar Teheran pada 27 November.
Pada hari Ahad (6/12/2020), Brigadir Jendera; Ali Fadavi mengatakan kepada media lokal bahwa senjata itu, yang dipasang di pick-up, telah mampu menembakkan beberapa peluru ke Fakhrizadeh tanpa mengenai istrinya yang berada di sampingnya.
Iran menyalahkan Israel dan kelompok oposisi yang diasingkan atas serangan itu.
Israel tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab.
Bagaimana Fakhrizadeh dibunuh?
Pihak berwenang Iran telah mengeluarkan laporan yang saling bertentangan tentang bagaimana ilmuwan itu ditembak mati saat dia bepergian dengan mobil melalui kota Absard.
Pada hari serangan itu, kementerian pertahanan mengatakan ada baku tembak antara pengawal Fakhrizadeh dan beberapa pria bersenjata.
Satu laporan Iran mengutip para saksi yang mengatakan bahwa "tiga sampai empat orang, yang dikatakan teroris, tewas". Sebuah mobil Nissan juga disebut-sebut meledak di tempat kejadian.
Dalam pidatonya di pemakaman Fakhrizadeh, kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan itu sebenarnya serangan jarak jauh, menggunakan "metode khusus" dan "peralatan elektronik". Tapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Jenderal Fadavi, wakil komandan IRGC, mengatakan dalam sebuah upacara di Teheran pada hari Ahad bahwa senapan mesin yang dipasang pada Nissan pickup "dilengkapi dengan sistem satelit intelijen yang memperbesar fokus pada Fakhrizadeh" dan "menggunakan senjata kecerdasan buatan".
Senapan mesin itu "hanya terfokus pada wajah martir Fakhrizadeh sedemikian rupa sehingga istrinya, meskipun hanya berjarak 25 cm (10 inci), tidak ditembak", katanya.
Jenderal itu menegaskan kembali bahwa tidak ada penyerang manusia yang hadir di tempat kejadian, mengatakan bahwa "total 13 peluru ditembakkan dan semuanya ditembak dari [senjata] di Nissan". Empat peluru menghantam kepala keamanan Fakhrizadeh "saat dia melemparkan dirinya" ke ilmuwan itu, tambahnya.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatola Ali Kamenei, telah sesumbar untuk membalas pembunuhan tersebut, menuntut "hukuman definitif" dari mereka yang berada di belakangnya.
Pada hari Jum'at, radio publik Israel melaporkan bahwa pejabat keamanan Israel telah memperingatkan beberapa mantan ilmuwan nuklir untuk berhati-hati. Para ahli dulu bekerja di reaktor di Dimona, sebuah situs nuklir rahasia jauh di gurun Negev.
Pemerintah Israel tidak mengomentari laporan itu, yang datang sehari setelah kementerian luar negeri Israel mengatakan kepada warga Israel yang bepergian di Timur Tengah dan Afrika untuk waspada sehubungan dengan apa yang disebut ancaman dari "elemen Iran".
Mengapa Fakhrizadeh menjadi sasaran?
Mohsen Fakhrizadeh adalah kepala Organisasi Riset dan Inovasi Pertahanan Iran, yang dikenal dengan singkatan Persia SPND.
Sumber keamanan Israel dan Barat mengatakan dia berperan penting dalam program nuklir Iran.
Mereka yakin profesor fisika itu memimpin "Proyek Amad", sebuah program rahasia yang diduga didirikan Iran pada 1989 untuk melakukan penelitian tentang potensi bom nuklir.
Proyek itu ditutup pada tahun 2003, menurut Badan Energi Atom Internasional.
Namun, Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan pada 2018 bahwa dokumen yang diperoleh negaranya menunjukkan Fakhrizadeh memimpin program yang diam-diam melanjutkan pekerjaan Proyek Amad.
Iran mengklaim program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan damai dan tidak pernah mencari senjata nuklir.
Para analis berspekulasi bahwa pembunuhan Fakhrizadeh tidak dimaksudkan untuk melumpuhkan program nuklir Iran, melainkan untuk mengakhiri prospek AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran 2015 ketika Presiden terpilih Joe Biden menjabat tahun depan. (BBC)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!