Jum'at, 16 Rajab 1446 H / 13 November 2020 20:15 wib
2.853 views
Studi: Petugas Polisi Rasis Jerman Sengaja Targetkan Orang Turki dan Minoritas Lain
BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Para petugas rasis di antara pasukan polisi Jerman dengan sengaja menargetkan orang-orang Turki dan minoritas lainnya dalam apa yang mereka sebut "perburuan orang Turki," menurut sebuah studi baru-baru ini tentang rasisme dan kekerasan polisi di negara itu.
Penelitian yang dilakukan oleh profesor Tobias Singelnstein dari Ruhr-University Bochum mengungkapkan bahwa ada masalah struktural di antara polisi Jerman, dengan laporan penghinaan rasis, Islamofobia, dan anti-Semit, yang dikonfirmasi oleh petugas polisi dan kesaksian korban.
"Beberapa petugas sengaja melakukan pencarian untuk memburu orang Turki," kata salah satu petugas yang diwawancarai sebagai bagian dari penelitian tersebut, menambahkan bahwa mereka mencari dan menargetkan orang-orang Turki untuk kesalahan paling kecil seperti tidak memberi isyarat dan memprovokasi mereka untuk bereaksi terhadap polisi.
Salah satu petugas polisi mengatakan kepada peneliti bahwa beberapa rekannya sengaja mengadopsi pendekatan provokatif, meskipun mereka memiliki kemampuan untuk menenangkan orang yang paling marah sekalipun.
Singelnstein mewawancarai 3.370 orang sebagai bagian dari penelitian.
Memperhatikan bahwa ada masalah struktural di kepolisian, profesor itu mengatakan tidak mungkin untuk mengidentifikasi dengan tepat sejauh mana masalah tersebut dan bahwa penelitian rasisme nasional diperlukan.
Misalnya, seorang wanita imigran mengatakan kepada peneliti bahwa polisi menyebutnya sebagai "gadis monyet", dan beberapa lainnya mengatakan bahwa mereka telah menerima perlakuan serupa oleh polisi selama peristiwa besar.
Sebanyak 62% orang non-kulit putih yang berpartisipasi dalam penelitian ini dan 42% dari mereka yang berlatar belakang imigran mengatakan bahwa mereka menghadapi diskriminasi polisi, sementara angka ini tercatat 31% untuk peserta lainnya.
Studi profesor Jerman itu telah menyarankan pemerintah untuk menganalisis masalah rasisme dan diskriminasi di kepolisian negara tersebut.
Bulan lalu, setelah perdebatan selama berbulan-bulan di Jerman, pejabat pemerintah setuju untuk melakukan penyelidikan terhadap rasisme di dalam kepolisian. Penelitian ini diharapkan dapat fokus pada isu rasisme di kalangan aparat kepolisian, serta kekerasan dan pelecehan yang dialami aparat sendiri saat bertugas.
Grup obrolan yang terekspos di beberapa negara bagian Jerman telah menunjukkan bahwa petugas polisi berbagi konten ekstremis sayap kanan di antara mereka sendiri.
Menurut sebuah laporan oleh sebuah harian Jerman pada hari Ahad, sekitar 871 serangan menargetkan komunitas Muslim di Jerman tahun lalu.
"Kebencian terhadap Muslim terus ditampilkan dalam serangan kekerasan, ancaman dan penghinaan," kata juru bicara Partai Kiri Ulla Jelpke.
Jerman telah mencatat kejahatan Islamofobia secara terpisah sejak 2017. Jumlah total kasus pada 2019 belum diumumkan secara resmi. Pada 2018, terdapat 910 insiden, termasuk 48 serangan terhadap masjid saja, sedikit lebih rendah dari 2017 dengan 1.095 kejahatan.
Lebih dari 90% di antaranya dikaitkan dengan kejahatan bermotif politik yang dilakukan oleh sayap kanan. Meskipun jumlah keseluruhan kejahatan telah menurun, penyerangan telah meningkat, surat kabar harian Jerman Die Tageszeitung menekankan.
Pada 2017, pihak berwenang melaporkan 56 serangan Islamofobia yang mengakibatkan 38 cedera. Pada 2018, ada 74 pelanggaran dengan total 52 cedera - termasuk dua percobaan pembunuhan. (TDS)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!