Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Juli 2020 22:00 wib
2.725 views
Prosesi Ibadah Haji 2020 Dimulai di Tengah Berbagai Pembatasan Akibat Wabah Virus Corona
MEKAH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Para jamaah calon haji, yang secara drastis dikurangi tahun karena tuan rumah Arab Saudi berusaha untuk mencegah wabah virus Corona, pada hari Rabu (29/7/2020) memulai prosesi ibadah haji yang berlangsung selama lima hari.
Ibadah haji, satu dari lima rukun Islam dan keharusan bagi umat Islam yang mampu setidaknya sekali seumur hidup, biasanya merupakan salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia.
Tetapi tahun ini hanya hingga 10.000 orang yang sudah tinggal di kerajaan akan berpartisipasi dalam prosesi ibadah tersebut, sebagian kecil dari 2,5 juta peziarah dari seluruh dunia yang hadir tahun lalu.
Para jamaah haji berjalan ke Masjidil Haram secara berkelompok untuk memulai ritual tawaf (berjalan mengitari Ka'bah) pertama mereka, kata televisi pemerintah.
Para jamaah akan diminta untuk mengenakan masker dan malaksanakan jarak sosial selama serangkaian prosesi keagamaan yang diselesaikan selama lima hari di kota suci Mekah dan sekitarnya di Arab Saudi barat.
Mereka yang dipilih untuk ambil bagian dalam haji diwajibkan melakukan pemeriksaan suhu dan ditempatkan di karantina ketika mereka mulai mengalir ke Mekah pada akhir pekan.
Media pemerintah menunjukkan petugas kesehatan membersihkan bagasi mereka, dan beberapa jamaah melaporkan diberi gelang elektronik untuk memungkinkan pihak berwenang memantau keberadaan mereka.
Para pekerja, memegangi sapu dan desinfektan, terlihat membersihkan area di sekitar Ka'bah. Menggunakan tangan kosongnya, seorang pekerja ditunjukkan memulas dinding luarnya dengan parfum.
Pihak berwenang haji menutup Ka'bah tahun ini, mengatakan jamaah tidak akan diizinkan untuk menyentuhnya, untuk membatasi kemungkinan infeksi.
Mereka juga melaporkan mendirikan beberapa fasilitas kesehatan, klinik keliling dan ambulans untuk melayani para jamaah.
"Tidak ada kekhawatiran terkait keamanan dalam prosesi ibadah ini, tetapi (perampingan) adalah untuk melindungi jamaah dari bahaya pandemi," kata direktur keamanan publik Arab Saudi, Khalid bin Qarar Al-Harbi.
Pers asing dilarang untuk melakukan peliputan haji tahun ini, yang biasanya acara media global yang besar, karena pemerintah memperketat akses ke Mekah.
Pihak berwenang Saudi awalnya mengatakan hanya sekitar 1.000 jamaah yang tinggal di kerajaan itu akan diizinkan untuk haji, tetapi laporan media lokal mengatakan sebanyak 10.000 akan diizinkan untuk mengambil bagian.
Sekitar 70 persen jemaah haji adalah orang asing yang tinggal di kerajaan itu, sementara sisanya adalah warga negara Saudi, kata pihak berwenang.
Semua jamaah diharuskan diuji untuk virus Corona sebelum tiba di Mekah dan juga harus dikarantina setelah naik haji karena jumlah kasus di kerajaan itu mendekati 270.000 - salah satu wabah terbesar di Timur Tengah.
Mereka diberi perlengkapan rumit yang mencakup kerikil yang disterilkan untuk ritual melontar jumroh, disinfektan, masker, sajadah dan pakaian ihram atau pakaian putih yang dikenakan oleh para jamaah calon haji, menurut dokumen kementerian haji.
Kementerian haji mengatakan warga asing di kerajaan dari sekitar 160 negara bersaing dalam proses seleksi online tetapi tidak mengatakan berapa banyak orang yang mendaftar.
Beberapa pelamar yang kecewa mengeluh bahwa pengundian yang dikelola pemerintah tidak secara jelas diuraikan dan bahwa tidak ada alasan diberikan untuk penolakan terhadap mereka.
Kemerosotan ekonomi
Kementerian haji telah menjawab cepat banjir pertanyaan di Twitter dari para pelamar yang ditolak.
Tetapi Menteri Haji Mohammad Benten menegaskan proses itu transparan, mengatakan kepada televisi Al-Arabiya milik Saudi bahwa "penentu kesehatan" membentuk dasar seleksi.
Terlepas dari pandemi, banyak calon jamaah haji menganggap lebih aman untuk berpartisipasi dalam ritual tahun ini tanpa kerumunan kolosal yang biasa menjejalkan situs-situs keagamaan kecil, yang menjadikannya mimpi buruk logistik dan bahaya kesehatan.
Bahkan pada tahun biasa, haji meninggalkan para jamaah yang terpapar sejumlah penyakit.
Pemerintah menimbang ulang haji karena itu bisa menjadi sumber penularan utama, tetapi langkah itu akan memperdalam kemerosotan ekonomi kerajaan, kata para analis.
Arab Saudi sudah menghadapi penurunan tajam dalam harga minyak karena jatuhnya permintaan global, yang memicu langkah-langkah penghematan, termasuk tiga kali lipat pajak pertambahan nilai dan pemotongan tunjangan pegawai negeri sipil.
Virus itu juga menghancurkan bisnis-bisnis yang bergantung pada haji yang mendukung ratusan ribu pekerjaan di Mekah, dari agen perjalanan hingga tukang cukur jalanan dan toko-toko suvenir.
Ibadah haji dan umrah sepanjang tahun biasanya menghasilkan sekitar $ 12 miliar setahun. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!