Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Juli 2020 21:30 wib
2.779 views
Mesir Vonis 5 Seleb TikTok Perempuan 2 Tahun Penjara Karena Melanggar Moral Publik
KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Pengadilan Mesir, hari Senin (27/7/2020), menjatuhkan hukuman penjara dua tahun kepada lima influencer media sosial atas tuduhan melanggar moral publik, kata sebuah sumber pengadilan.
Vonis terhadap Haneen Hossam, Mowada al-Adham dan tiga lainnya datang setelah mereka memposting cuplikan video di aplikasi berbagi video TikTok.
"Pengadilan ekonomi Kairo menghukum Hossam, Adham dan tiga lainnya selama dua tahun setelah mereka dihukum karena melanggar nilai-nilai masyarakat," kata sumber itu.
Putusan itu - yang dapat diajukan banding - termasuk denda masing-masing 300.000 pound Mesir ($ 18.750), tambah sumber itu.
Hossam ditangkap pada bulan April setelah memposting klip video berdurasi tiga menit yang memberi tahu 1,3 juta pengikutnya bahwa gadis-gadis dapat menghasilkan uang dengan bekerja dengannya.
Pada bulan Mei, pihak berwenang menangkap Adham yang telah memposting video satir di TikTok dan Instagram, di mana ia memiliki setidaknya dua juta pengikut.
Penangkapan itu menyoroti kesenjangan sosial di negara konservatif itu atas apa yang merupakan kebebasan individu dan "norma sosial".
Beberapa analis mengatakan para wanita muda itu menjadi target karena akar mereka yang sederhana.
Penangkapan mereka "adalah bagian dari kekerasan terhadap perempuan karena mereka berasal dari kelas bawah", menurut pengacara Intesar al-Saeed.
Mesir telah menerapkan kontrol internet yang ketat melalui undang-undang yang memungkinkan pihak berwenang untuk memblokir situs web yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan untuk memantau akun media sosial pribadi dengan lebih dari 5.000 pengikut.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan undang-undang tersebut memperkuat sensor pemerintah terhadap media online.
Pengacara hak asasi manusia Tarek al-Awadi mengatakan penangkapan terbaru menunjukkan bagaimana masyarakat yang sangat konservatif dan religius bergulat dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi modern.
"Ada revolusi teknologi yang terjadi dan legislator perlu memperhitungkan lingkungan yang terus berubah," kata Awadi.
Penetrasi internet telah mencapai lebih dari 40 persen populasi muda Mesir lebih dari 100 juta.
Komunikasi online adalah instrumen kunci dalam pemberontakan Musim Semi Arab 2011 yang menggulingkan beberapa diktator termasuk Hosni Mubarak presiden Mesir. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!