Ahad, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Juni 2020 12:05 wib
2.635 views
Turki Desak Pasukan Haftar Mundur dari Kota Strategis Sirte Jika Ingin Gencatan Senjata Abadi
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki mengatakan pada hari Sabtu (20/6/2020) bahwa pasukan pemberontak pimpinan Khalifa Haftar di Libya timur harus mundur dari kota strategis Sirte untuk gencatan senjata abadi.
Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Sirte dan Al-Jufra harus dikosongkan oleh pasukan Haftar untuk "gencatan senjata yang berkelanjutan".
Kalin mengatakan gencatan senjata di Libya akan dimungkinkan jika semua orang kembali ke posisi mereka pada 2015, merujuk pada kesepakatan yang dicapai tahun itu.
Dia memperingatkan terhadap gencatan senjata yang terburu-buru, dengan mengatakan: "Gencatan senjata prematur yang terburu-buru tidak akan mengarah pada apa yang ingin kita capai untuk semua warga Libya di sana."
Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional di Tripoli, yang, dengan dukungan Turki, telah membalikkan serangan 14 bulan di ibu kota oleh pemberontak Tentara Nasional Libya gadungan (LNA) pimpinan Jenderal Jenderal Khalifa Haftar.
Pasukan GNA saat ini tengah berusaha untuk merebut kembali Sirte dan Jufra yang sejak awal Januari dikuasai pasukan Haftar.
Awal bulan ini, Mesir menyerukan gencatan senjata di Libya sebagai bagian dari inisiatif yang juga mengusulkan dewan kepemimpinan terpilih untuk negara itu.
Amerika Serikat, Rusia dan UEA menyambut baik rencana tersebut. Jerman mengatakan pembicaraan yang didukung PBB adalah kunci bagi proses perdamaian.
Namun, Turki menolak proposal tersebut sebagai upaya untuk menyelamatkan Haftar setelah serangkaian kekalahan di medan perang beberapa bulan terakhir.
Libya telah terperosok dalam kekacauan sejak pemberontakan 2011 yang didukung NATO pada 2011 yang menggulingkan pemimpin lama Muammar Khadafi hanya untuk meninggalkan milisi saingan berjuang untuk mengendalikan kekayaan minyak negara itu dan menarik kekuatan internasional ketika konflik telah surut dan mengalir. (Aje)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!