Jum'at, 11 Rajab 1446 H / 8 Mei 2020 21:45 wib
3.138 views
Warga Suriah di Kota Atareb Buka Puasa Bersama di Tengah Gundukan Puing dan Reruntuhan Bangunan
ATAREB, SURIAH (voa-islam.com) - Di tengah gundukan puing-puing dan reruntuhan bangunan yang hancur selama hampir satu dekade perang, sebuah jamuan berbuka puasa Ramadhan telah menyatukan kembali sebuah komunitas di Suriah barat laut.
Lusinan laki-laki dan anak-anak duduk di barisan panjang beralas selimut di tanah di kota Atareb untuk berbuka puasa.
Banyak yang telah kembali ke kota itu dari kamp-kamp untuk para pengungsi sejak gencatan senjata bulan Maret menghentikan serangan rezim terbaru terhadap wilayah yang dikuasai oposisi.
"Ini adalah pertama kalinya kami berkumpul sejak kehancuran besar yang terjadi di distrik ini," kata Mohamad Jabar, 30, yang menghadiri acara buka puasa pada hari Kamis (7/5/2020) bersama anak-anaknya.
"Kami baru-baru ini kembali ke rumah kami. Bahkan jika mereka dihancurkan atau setengah dihancurkan, mereka lebih baik daripada kamp dan kerumunan," tambahnya, menurut Reuters.
Kekhawatiran bahwa virus Corona baru akan menyebar dengan cepat melalui kamp-kamp untuk pengungsi di perbatasan Turki telah mendorong beberapa untuk kembali ke rumah mereka di dekat garis depan.
Sejauh ini, tidak ada kasus virus telah dikonfirmasi di barat laut yang dikuasai oposisi, di mana hanya beberapa ratus tes telah dilakukan pada populasi sekitar 4 juta orang.
Lokasi dimana buka puasa diadakan dibersihkan dan disanitasi sebelumnya oleh pekerja Pertahanan Sipil Suriah, kata Abdel Malak al-Sheikh, 37, seorang anggota badan amal yang menyiapkan makan.
Panitia mendorong para peserta untuk tetap terpisah untuk menghormati aturan jarak sosial. Tetapi sebagian besar akhirnya duduk berdekatan bersama saat makan.
"Dari tengah kehancuran, kami berusaha menyampaikan pesan kepada seluruh dunia bahwa kami tabah. Dari kehancuran yang disebabkan Bashar Assad, kehidupan dan harapan akan muncul," kata Sheikh.
Suriah Barat Laut adalah bagian besar terakhir dari wilayah yang dipegang oleh faksi-faksi oposisi yang memerangi Assad. Didukung oleh sekutu-sekutunya, Rusia dan Iran, Assad melakukan ofensif terbarunya untuk merebut kembali daerah itu awal tahun ini. (AA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!