Sabtu, 13 Jumadil Akhir 1446 H / 18 April 2020 10:46 wib
3.562 views
11 Tentara Filipina Tewas Dalam Kontak Senjata dengan Pejuang Islamic State di Patikul Sulu
MANILA, FILIPINA (voa-islam.com) - Pasukan yang melacak jejak pemimpin Islamic State di Filipina hari Jum'at (17/4/2020) bentrok dengan para jihadis, yang memicu baku tembak selama satu jam yang menewaskan 11 tentara, kata militer.
Para prajurit Filipina itu sedang melakukan patroli tempur di Patikul, sebuah pulau berhutan rapat di provinsi selatan Sulu yang ekstrem, ketika mereka mendatangi 40 pejuang bersenjata berat dan melakukan pertempuran sengit, kata Brigadir Jenderal Marinir Edgard Arevalo, juru bicara angkatan bersenjata.
Para pejuang itu adalah anggota Abu Sayyaf, sebuah kelompok jihadis yang telah berjanji setia kepada Islamic State dan yang terkenal karena penculikan untuk tebusan.
Faksi Islamic State di Abu Sayyaf dipimpin oleh Hatib Hajan Sawadjaan, yang mengambil alih kepemimpinan setelah pembunuhan kepala regional kelompok yang lebih besar.
Militer tidak menyatakan apakah Sawadjaan bersama kelompok pejuangnya dalam pertempuran hari Jum'at. "Seluruh angkatan bersenjata Filipina berkabung hari ini," kata Jenderal Arevalo, Jumat.
"Bendera kami di semua kamp militer di seluruh negeri akan dikibarkan setengah tiang saat 11 pahlawan tentara mempersembahkan nyawa mereka" untuk melindungi rakyat Sulu.
Mantan pimpinan Islamic State Filipina Isnilon Hapilon, terbunuh tiga tahun lalu setelah ia memimpin pejuang dari Asia Tenggara dan Timur Tengah dalam mengambil alih kota Marawi.
Serangan berani itu menempatkan Filipina selatan pada peta untuk para jihadis mencari kekhalifahan baru setelah Islamic State kehilangan pijakan di Timur Tengah.
Islamic State, juga dikenal sebagai IS, telah menunjuk Hapilon sebagai amirnya di Asia Tenggara, dan Amerika Serikat telah menawarkan hadiah $ 5 juta untuk penangkapannya.
Dalam berbicara tentang serangan hari Jum'at, Jenderal Arevalo mengatakan bahwa 14 pasukan terjun payung telah terluka dalam pengejaran itu, yang melibatkan "dua kontak senjata besar" dalam beberapa hari terakhir yang menurutnya menimbulkan korban besar di kalangan jihadis. Jenderal Arevalo tidak mengatakan apakah pejuang IS tewas dalam pertempuran hari Jum'at.
Dia mengatakan pencarian untuk Sawadjaan akan terus berlanjut bahkan ketika Filipina bergulat dengan pandemi COVID-19, yang sejauh ini telah menginfeksi hampir 6.000 orang dan menewaskan 387 orang di negara itu.
Pertempuran hari Jum'at adalah yang terbesar yang dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir.
Pasukan Filipina telah mengikuti jejak Sawadjaan sejak Januari tahun lalu, ketika ia mendalangi pemboman sebuah katedral Katolik di pulau selatan Jolo menggunakan dua pembom jibaku asal Indonesia, yang menewaskan 23 orang(NYT)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!