Senin, 29 Jumadil Akhir 1446 H / 17 Februari 2020 20:00 wib
2.843 views
AS Ancam Putus Pembagian Data Intelijen Pada Negara yang Menggunakan Teknologi Huawei Cina
BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump mengancam akan memutus pembagian data intelijen dengan negara-negara yang menggunakan teknologi Huawei Cina.
Pada hari Ahad (17/2/2020), duta besar AS untuk Jerman Richard Grenell mengatakan Trump "menginstruksikan saya untuk menjelaskan bahwa setiap negara yang memilih untuk menggunakan vendor 5G yang tidak dapat dipercaya akan membahayakan kemampuan kita untuk berbagi informasi dan data intelijen di tingkat tertinggi."
Grenell mengatakan Trump telah menelponnya dari Air Force One dan memerintahkannya untuk menyampaikan pesan itu ke Berlin.
Ini terjadi setelah Departemen Kehakiman AS mengajukan lebih banyak tuduhan terhadap Huawei, menuduh raksasa teknologi Cina itu telah melakukan upaya "puluhan tahun" untuk mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan Amerika.
Surat dakwaan baru yang diajukan oleh jaksa federal pada hari Kamis di pengadilan federal di Brooklyn, New York, menuduh Huawei dan kuasanya berkomplot untuk mencuri kekayaan intelektual dari enam perusahaan AS.
Tuduhan baru itu menambah dakwaan tidak disegel pada Januari 2019 yang menuduh Huawei mencuri rahasia dagang dari operator T-Mobile AS. Itu juga menuduh perusahaan Cina tersebut melakukan penipuan dan kawat bank, menghalangi keadilan, dan melanggar sanksi terhadap Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada Konferensi Keamanan Munich pada hari Sabtu bahwa Huawei adalah "kuda Trojan untuk intelijen Cina."
Washington telah mendesak sekutunya untuk melarang Huawei dari jaringan data seluler 5G generasi berikutnya, tetapi negara-negara Eropa, terutama Prancis dan Inggris, mengatakan mereka tidak akan melarang perusahaan teknologi itu membangun jaringan 5G tetapi akan memberlakukan pembatasan.
AS mengklaim Huawei memiliki risiko keamanan tetapi perusahaan itu menyangkal tuduhan tersebut. Beijing telah menggambarkan perlakuan AS terhadap perusahaan teknologinya sebagai "penindasan ekonomi." (ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!