Jum'at, 28 Jumadil Awwal 1446 H / 20 September 2019 19:05 wib
3.945 views
Twitter Tangguhkan Akun Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi Saud Al-Qahtani
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Akun Twitter dalang penyiksaan Saudi dan mantan tangan kanan Putra Mahkota Mohammed bin Salman Saud al-Qahtani telah ditangguhkan.
Akun Qahtani dicatat sebagai "tidak aktif" pada Jum'at (20/9/2019) pagi oleh pengguna Twitter dalam keadaan misterius yang terjadi hanya beberapa pekan setelah ia dikabarkan sudah mati.
Aktivis selama berbulan-bulan telah meminta Twitter untuk menangguhkan akunnya setelah terungkap berada di balik pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Qahtani, seorang pembantu dekat Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, dipecat Oktober tahun lalu ketika terungkap bahwa dia terlibat erat dalam mengatur pembunuhan Khashoggi di konsultasi Saudi di Istanbul.
Analis menggambarkan Qahtani sebagai "pria yang jatuh" dalam plot, setelah intelijen Turki dan AS menghubungkan putra mahkota dengan pembunuhan sang jurnalis.
Dijuluki Steve Bannon dari Arab Saudi, ia bertanggung jawab untuk menemukan "musuh online" Riyadh dan membuat daftar target potensial untuk intelijen Saudi.
Pada tahun 2017 ia menyerukan daftar hitam mirip McCarthy untuk dikompilasi dengan para pengguna Twitter Saudi, terhadap siapa pun yang menunjukkan simpati untuk saingan regional Qatar, di bawah tagar Arab #TheBlacklist dan bersumpah untuk "mengikuti" setiap nama yang dilaporkan dalam daftar ini.
Qahtani juga mentweet bahwa siapa pun yang "berkonspirasi" melawan Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Bahrain - negara-negara yang ambil bagian dalam blokade terhadap Qatar yang dipimpin Saudi - akan menjalani "pengadilan".
Anwar Gargash, menteri negara UEA untuk urusan luar negeri, adalah salah satu yang pertama menyatakan dukungan untuk daftar hitam itu.
"Saud al-Qahtani adalah suara yang penting ... dan tweetnya di 'daftar hitam' sangat penting," ia mentweet.
Tidak lama setelah pembunuhan Khashoggi, Twitter mengumumkan bahwa mereka telah menghapus akun-akun yang terkait dengan "aparatus media yang dikelola negara" Saudi dan lainnya di UEA dan Mesir yang memperkuat propaganda pro-Saudi.
Outlet media Arab lokal memperkirakan bahwa hingga 267 akun telah dihapus dalam larangan baru oleh Twitter.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!