Putra Mantan Presiden Mursi Dilaporkan Meninggal Karena Serangan Jantung

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Putra bungsu dari mantan presiden Mesir Muhammad Mursi meninggal pada hari Rabu (5/9/2019) karena dilaporkan terkena serangan jantung, seorang pengacara keluarga mengatakan kepada Reuters.

Abdullah Mursi, 24, mulai merasakan kejang saat mengemudi di Kairo dan meninggal tak lama setelah itu, kata saudaranya Ahmed.

Kematian mendadak Abdullah terjadi setelah ayahnya, yang pingsan saat diadili di Kairo pada Juni. Setelah kematian ayahnya, Abdullah menuduh beberapa pejabat tinggi Mesir, termasuk Menteri Dalam Negeri Mahmoud Tawfiq, Majdi Abdel Ghaffar dan hakim Mohamed Shereen Fahmy sebagai "kaki tangan" dalam "pembunuhan" Mursi.

Muhammad Mursi, 67, terpilih sebagai presiden pada 2012 dalam pemilihan umum bebas pertama di negara itu setelah pemecatan otokrat lama Hosni Mubarak pada 2011.

Kudeta militer menggulingkan Mursi pada 2013 setelah protes besar-besaran. Militer, yang dipimpin oleh menteri pertahanan saat itu Abdel Fattah al-Sisi, menghancurkan Ikhwanul Muslimin dalam tindakan keras dan menangkap Mursi dan banyak pemimpin kelompok itu.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan pemerintah Mesir menahan Mursi dalam kondisi tidak manusiawi di penjara dan melarang perawatan diabetes yang dia derita.

Mantan presiden itu ditahan di sel isolasi selama sebagian besar dari enam tahun di penjara, yang berarti penyiksaan di bawah standar internasional. (st/TNA)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Remaja Kashmir Meninggal karena Luka Akibat Represif Tentara India
• Jet Tempur Turki Menetralisir 2 Teroris PKK di Irak Utara
• Hong Kong Kemungkinan akan Tarik RUU Ekstradisi yang Kontroversia
• Pakar PBB: Puluhan Ribu Warga Sipil Tewas di Yaman
• Utusan Rusia untuk PBB: Rusia Menginginkan Kedamaian di Afghanistan
• Rezim Assad dan Sekutu Tewaskan 1000 Lebih Warga Sipil di Suriah dalam 4 Bulan Terakhir
• Walikota Jammu-Kashmir Dikenai Tahanan Rumah oleh Rezim India
• Pasukan Haftar Kembali Berusaha Rebut Kota Strategis Gharyan dari Pemerintah Libya