Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Juli 2019 15:23 wib
2.921 views
Militer Sudan Tangkap Sejumlah Petinggi Militer Terkait Kudeta
KHARTOUM (voa-islam.com) - Militer Sudan mengatakan telah menangkap sejumlah perwira senior sehubungan dengan upaya kudeta awal bulan ini, kata kantor berita negara.
Dewan militer, yang mengambil alih negara itu setelah menggulingkan pemimpin lama Omar al-Bashir pada April, mengatakan pihaknya menangkap setidaknya 16 perwira militer yang aktif dan pensiunan atas percobaan kudeta pada 11 Juli.
Militer mengungkapkan upaya kudeta yang melibatkan Jenderal Hashim Abdel Muttalib Ahmed, kepala kepala staf gabungan, dan beberapa perwira tinggi dari angkatan bersenjata dan Badan Intelijen dan Keamanan Nasional, bersama dengan para pemimpin Gerakan Islam dan Nasional. Partai Kongres," lapor kantor berita SUNA pada hari Rabu kemarin.
"Mereka telah ditahan dan penyelidikan terhadap mereka sedang berlangsung sehingga mereka dapat diadili."
Pembicaraan antara militer dan gerakan pro-demokrasi Sudan telah menyeret keluar bagian akhir dan penting dari kesepakatan pembagian kekuasaan untuk periode transisi negara.
"Tujuan usaha kudeta yang gagal adalah untuk membatalkan revolusi rakyat yang gemilang dan mengembalikan rezim Kongres Nasional yang berkuasa, dan untuk mengganggu jalan sebelum solusi politik yang diharapkan yang bertujuan untuk mendirikan negara sipil," mengutip pernyataan militer.
Ahmed ditunjuk sebagai kepala staf hanya beberapa hari setelah Bashir dicopot menyusul protes jalanan berbulan-bulan terhadap pemerintahan 30 tahun kepresidenannya.
Sejak April, Ahmed tampak setia kepada Jenderal Abdel-Fattah Burhan, kepala dewan militer yang berkuasa, dan baru minggu lalu mengunjungi Mesir dengan delegasi tingkat tinggi Sudan.
Para jenderal yang berkuasa di Sudan dan faksi-faksi pro-demokrasi belum menandatangani bagian kedua dan terakhir dari kesepakatan pembagian kekuasaan.
Mereka menandatangani deklarasi politik yang menguraikan kesepakatan pekan lalu, setelah menyepakati dewan kedaulatan bersama yang akan memerintah untuk kurang dari tiga tahun sebelum pemilihan umum diselenggarakan.
Kedua belah pihak mengatakan dorongan diplomatik oleh Amerika Serikat dan sekutu Arabnya adalah kunci untuk mengakhiri perselisihan selama berminggu-minggu antara militer dan para pemrotes yang menimbulkan kekhawatiran perang saudara habis-habisan.[fq/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!