Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Juli 2019 19:15 wib
4.625 views
Pengadilan Gibraltar Perpanjang Penahanan Kapal Tanker Minyak Iran Selama 30 hari
GIBRALTAR (voa-islam.com) - Mahkamah Agung Gibraltar pada hari Jum'at (19/7/2019) memutuskan bahwa sebuah kapal tanker Iran yang dicurigai melanggar sanksi dengan mengirimkan minyak ke Suriah dapat ditahan selama 30 hari lagi, kata jaksa agung wilayah Inggris mengatakan.
Supertanker Grace 1, yang membawa 2,1 juta barel minyak, dicegat oleh Angkatan Laut Inggris Raya dan polisi Gibraltar pada 4 Juli ketika transit melalui perairan yang diklaim oleh Gibraltar, yang terletak di ujung selatan Spanyol.
Perintah awal oleh pengadilan yang mengizinkan penahanan kapal akan berakhir setelah Jum'at. Perintah itu dapat diperpanjang hingga 90 hari.
"Kami menantikan untuk terus bekerja secara konstruktif dan positif dengan para pejabat Republik Syi'ah Iran untuk memfasilitasi pembebasan Grace 1 sesuai dengan kepuasan semua persyaratan hukum," kata Kepala Menteri Gibraltar Fabian Picardo kepada parlemen wilayah itu.
Picardo mengatakan pada hari Kamis bahwa ia mengadakan pertemuan "konstruktif dan positif" dengan para pejabat Syi'ah Iran di London yang bertujuan meredakan ketegangan di sekitar penahanan kapal tanker di perairan wilayah Inggris.
Pejabat Gibraltar dan AS percaya bahwa kapal tanker itu akan menuju ke Suriah untuk mengirimkan minyak, yang merupakan pelanggaran terhadap serangkaian sanksi Uni Eropa dan AS yang terpisah.
Pemerintah Syi'ah Iran bereaksi dengan geram terhadap apa yang disebutnya "pembajakan" dan memperingatkan tidak akan membiarkan intersepsi tidak dijawab.
Pekan lalu, kapal perang Inggris di Teluk memperingatkan kapal-kapal bersenjata Iran yang berusaha menghentikan supertanker Inggris.
London sejak itu mengumumkan pengerahan dua kapal perang lagi ke wilayah Teluk untuk beberapa bulan mendatang.
Putusan pengadilan Gibraltar terjadi ketika ketegangan di wilayah Teluk meningkat Jum'at setelah Washington mengatakan pesawat tak berawak Iran dihancurkan setelah mengancam kapal angkatan laut Amerika di pintu masuk ke Selat Hormuz.
Itu diyakini sebagai keterlibatan militer AS pertama dengan Iran setelah serangkaian insiden yang semakin serius.
Iran tidak mau mengakui mereka kehilangan pesawat tanpa awak. (st/AN)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!