Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Juli 2019 11:00 wib
5.520 views
Demonstran Sudan Tolak 'Kekebalan Absolut' untuk Para Jenderal
KHARTOUM, SUDAN (voa-islam.com) - Kelompok pemrotes utama Sudan menentang pemberian "kekebalan absolut" militer terhadap penuntutan atas kekerasan terhadap demonstran, kata seorang juru bicara, ketika kedua pihak mengadakan pembicaraan mengenai kesepakatan pembagian kekuasaan.
"Kami menolak kekebalan absolut yang diminta penguasa militer," kata Ismail al-Taj, juru bicara kelompok protes Asosiasi Profesional Sudan (SPA) kepada wartawan di Khartoum.
Komentarnya datang tepat sebelum jenderal yang berkuasa dan para pemimpin protes duduk untuk menyempurnakan kesepakatan tengara yang disepakati awal bulan ini setelah mediasi oleh Uni Afrika dan mediator Ethiopia.
Kesepakatan itu, yang belum ditandatangani secara resmi, bertujuan untuk membentuk badan pemerintahan transisi untuk menginstal pemerintahan sipil untuk jangka waktu hanya tiga tahun.
Taj mengatakan dewan militer, yang telah memerintah sejak pemecatan presiden veteran Omar al-Bashir pada bulan April, menuntut "kekebalan mutlak" dari penuntutan - yang tidak muncul dalam kesepakatan penting itu.
"Ketika kami menyetujui rancangan perjanjian itu tidak ada di sana," kata pemimpin protes terkemuka Ahmed al-Rabie kepada AFP.
"Kami benar-benar menolaknya," kata Rabie, mengkonfirmasi permintaan terakhir oleh para jenderal yang berkuasa.
Bashir digulingkan oleh tentara pada 11 April setelah berminggu-minggu protes nasional menentang kekuasaannya, dan setelah ribuan demonstran berkemah di luar markas militer di Khartoum tengah.
Para pengunjuk rasa melanjutkan dengan aksi duduk mereka menuntut agar para jenderal juga ikut mundur.
Tetapi pada tanggal 3 Juni, para demonstran dibubarkan dengan kejam oleh para lelaki dalam seragam militer dalam sebuah serangan sebelum fajar di lokasi protes di luar markas tentara.
Dewan militer menegaskan mereka tidak memerintahkan serangan itu, yang menurut gerakan protes menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan ratusan orang terluka.
Pembicaraan Selasa (16/7/2019) datang setelah beberapa penundaan yang diminta oleh gerakan protes, yang telah meminta lebih banyak waktu untuk konsultasi sebelum melanjutkan negosiasi dengan para jenderal.
Taj mengatakan ia mengharapkan "terobosan" muncul dari diskusi pada hari Selasa.
SPA adalah kelompok protes utama dalam gerakan yang lebih luas yang dikenal sebagai Aliansi untuk Kebebasan dan Perubahan. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!