Selasa, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Juli 2019 08:25 wib
3.692 views
Peringati 3 Tahun Kudeta yang Gagal, Erdogan Nyatakan 15 Juli Sebagai Libur Nasional
ANKARA (voa-islam.com) - Tidak ada jaringan pengkhianat atau organisasi teroris yang dapat mengganggu persatuan, solidaritas dan persaudaraan di Turki, ujar Presiden Recep Tayyip Erdogan Senin kemarin, pada peringatan ketiga tahun kudeta 15 Juli yang gagal.
Berbicara kepada publik di Bandara Ataturk Istanbul, Erdogan mengatakan Turki tidak akan pernah ditempati oleh orang-orang yang menjual jiwa mereka kepada iblis.
"Pada malam 15 Juli, mereka ingin mengubur Turki dalam kegelapan tetapi gagal. Allah menghancurkan perangkap mereka," katanya.
"Saya salut kepada setiap anggota negara kita yang heroik yang menentang pesawat, tank, dan peluru untuk melindungi kemerdekaan negara kita dan masa depan negara kita pada 15 Juli."
Dalam pidatonya, Erdogan memuji para prajurit dan staf Angkatan Bersenjata Turki.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas nama saya dan bangsa saya kepada media, organisasi non-pemerintah, dan intelektual kami yang telah memberikan contoh kepada dunia," kata Erdogan.
"Kami mengumumkan tanggal ini sebagai hari libur nasional, menyebutnya Demokrasi dan Hari Persatuan Nasional untuk generasi mendatang untuk mengingat para syuhada 15 Juli.
"Hari ini, jika kita dapat berbicara dengan bebas, mengambil napas dan terus bekerja, kita berhutang kepada para syuhada, veteran, dan semua pahlawan kita," katanya.
Erdogan juga menekankan bahwa mereka yang mendukung pihak yang berlawanan pada masalah-masalah mengenai Mediterania Timur, Siprus dan Aegean sedang dibodohi.
Dia mengecam mereka yang melihat perjuangan Turki di bidang diplomatik, ekonomi dan militer "hanya sebagai pertengkaran politik".
Mengenai masalah sistem pertahanan udara S-400 Rusia, Erdogan mengatakan delapan rudal telah tiba di Turki dan ada banyak lagi yang akan datang.
"Semua rudal pertahanan S-400 akan dikerahkan pada April 2020," katanya.
Erdogan mengatakan ini adalah investasi bersama dengan Rusia dan bahwa S-400 adalah sistem pertahanan yang paling kuat.
Presiden juga menghadiri upacara pembukaan Museum Peringatan 15 Juli di bekas Jembatan Bogazici (Bosphorus), yang sekarang disebut Jembatan Martir 15 Juli.
Dia menekankan pentingnya mewariskan sejarah kepada generasi mendatang secara akurat.
"Sejarah bukan hanya masa lalu suatu negara tetapi juga kompas masa depan," kata Erdogan.
"Ketika kita melihat masa lalu kita, kita tidak hanya mengambil pelajaran, kita juga mengambil kekuatan, kita mendapatkan keberanian dan inspirasi."
Erdogan juga menekankan pentingnya menjadi sadar akan sejarah dan mengatakan pemerintah telah mengimplementasikan proyek-proyek semacam itu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masa lalu.
Turki menandai 15 Juli sebagai Hari Demokrasi dan Persatuan Nasional. Hari ini diperingati dengan acara-acara untuk menghormati mereka yang kehilangan nyawanya saat mengalahkan para putschist dan untuk mengingat keberanian bangsa.
Organisasi Teroris Fetullah (FETO) dan pemimpinnya yang berbasis di AS Fetullah Gulen mengatur kudeta yang dikalahkan yang menyebabkan 251 orang syahid dan hampir 2.200 terluka.
Ankara menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan aparatur negara yang sah melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi dan pengadilan.[fq/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!