Para Pemimpin Afrika Desak Adanya Transisi Damai di Sudan

KAIRO (voa-islam.com) - Para pemimpin Afrika pada pertemuan puncak darurat di Kairo meminta penguasa militer Sudan untuk secara efektif dan damai melakukan transisi demokrasi dalam waktu tiga bulan.

Kepresidenan Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa kemarin (23/4/2019) bahwa perwakilan dari negara-negara Afrika memberi otoritas Sudan dan aktor politik waktu tiga bulan untuk menerapkan langkah-langkah damai dan transisi demokratis."

Mereka juga mendesak Uni Afrika memperpanjang batas waktu 15 hari bagi Dewan Militer Transisi Sudan (TMC) untuk menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil atau menghadapi penangguhan dari blok regional.

Berbicara di akhir KTT, Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi, yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Afrika, mengatakan ada konsensus yang harus dilakukan bagi Sudan untuk segera memulihkan sistem konstitusi melalui proses demokrasi politik yang dipimpin dan dikelola oleh orang Sudan sendiri.

Sisi mengatakan pada pertemuan itu bahwa Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat telah memberi pengarahan pada pertemuan tersebut tentang perundingannya baru-baru ini di Khartoum.

"Kami sepakat tentang perlunya memberi lebih banyak waktu kepada pemerintah Sudan dan partai-partai di Sudan untuk menerapkan langkah-langkah ini," kata Sisi.

TMC sendiri mengambil alih kekuasaan di Sudan setelah menjatuhkan Presiden Omar al-Bashir pada 11 April lalu.[prtv/fq/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Islamic World News lainnya:

• Demonstran Palestina Desak PBB Akhiri Blokade Terhadap Gaza
• Boykot Israel, Otoritas Palestina Kirim Pasien Ke Rumah Sakit di Yordania dan Mesir
• Wartawan yang Ungkap Pembantaian Muslim Rohingya Divonis 7 Tahun Penjara
• Pengadilan Tinggi Prancis Tolak Tuntutan Pemulangan Warganya dari Suriah
• Kepala LNA Khalifa Haftar Umumkan Fase ke-2 Ofensif Tripoli
• Pemimpin Syi'ah Houtsi Sesumbar Rudal Mereka dapat Mencapai Target Strategis Saudi dan UEA
• Pemerintah Sah Libya Tuduh Prancis Dukung Jenderal Kriminal Khalifa Haftar
• Pejuang Oposisi dan Rezim Teroris Assad Lakukan Pertukaran Tahanan untuk Kali ke Tiga