Kamis, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Januari 2019 14:45 wib
4.728 views
Tak Cukup Konser Musik, Saudi Juga Berencana Gelar Festival Dikejar Banteng Seperti di Spanyol
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi (GEA) telah mengungkapkan rencana untuk mengubah kerajaan Teluk konservatif itu menjadi pusat hiburan dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan miliaran dolar.
GEA, yang dikepalai oleh Turki bin Abdulmohsen Al-Shaikh, bahkan berencana untuk mengadakan acara yang mirip dengan perlombaan lari dikejar banteng seperti di Spanyol dan berharap menjadi tuan rumah untuk pegelaran musik rapper Jay Z, di antara acara-acara lainnya.
Strategi itu "berupaya menempatkan Kerajaan di antara empat tujuan hiburan teratas di kawasan Asia dan 10 besar secara global", menurut siaran pers.
GEA juga meluncurkan identitas merek barunya dan meluncurkan platform acara baru yang disebut "Nikmati Saudi".
Sejak 2017, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan industri hiburan dan pariwisata diharapkan dapat membantu negara itu mengakhiri ketergantungan pada minyak.
Untuk mewujudkan rencana itu, pada 2018 Arab Saudi telah menyiapkan berbagai hal, mulai dari pembentukan orkestra, opera nasional, sampai pembukaan bioskop yang pertama dalam 35 tahun terakhir.
Inisiatif GEA juga berharap menjadi tuan rumah turnamen e-gaming, pertunjukan musikal seperti Aladdin dan The Lion King, serta pertandingan bola basket NBA.
Kerajaan juga berencana membuka museum lilin Madame Tussauds, sementara pesulap akan tampil meskipun fakta bahwa sihir dan sihir adalah kejahatan yang bisa dihukum mati.
Ali Hussein Sibat, seorang pria Lebanon yang menjadi tuan rumah "hotline panggilan psikis" di televisi satelit yang mengudara di Timur Tengah, ditangkap oleh Arab Saudi atas tuduhan sihir pada 2008.
Dia dinyatakan bersalah atas tuduhan itu dan dijatuhi hukuman akan dieksekusi pada tahun 2010, meskipun dia kemudian diberi penundaan eksekusi.
Akan tetapi, pencitraan Arab Saudi sebagai pusat hiburan yang menyenangkan tercoreng dalam beberapa bulan terakhir setelah muncul kabar mengenai pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Khashoggi - yang terkenal vokal mengkritik kerajaan Saudi - dibunuh di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018.
Para jaksa Saudi mengatakan Khashoggi dibunuh sejumlah agen intelijen dalam operasi yang tak terkendali ketika mereka berupaya membujuknya pulang ke Saudi.
Sebanyak 11 individu disidang terkait kasus ini, awal bulan Januari 2019.
Namun, Arab Saudi menolak laporan negara-negara Barat bahwa agen-agen itu sejatinya suruhan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. (st/AJE,BBC)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!