Sabtu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Januari 2019 10:45 wib
4.747 views
Anggota DPR Muslim Ilhan Omar Berjanji Lawan Upaya Trump untuk Memecah Belah Publik AS
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Anggota kongres AS Muslim pertama yang mengenakan jilbab telah berjanji untuk melawan upaya-upaya oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk memecah belah publik Amerika.
Ilhan Omar, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS asal partai Demokrat dari negara bagian Minnesota, disumpah menggunakan Al-Quran pada hari Kamis (3/1/2019).
"Saya berencana untuk menentang upaya pemerintah saat ini untuk memecah belah kami dan mendorong kebijakan destruktif yang merusak hak dan kebebasan kami," kata Omar dalam sebuah pernyataan. "Kami memiliki kesempatan untuk membangun budaya yang lebih inklusif dan berbelas kasih, yang akan memungkinkan ekonomi kita berkembang dan mendorong lebih banyak orang Amerika untuk berpartisipasi dalam demokrasi kita."
Anggota perwakilan yang baru terpilih itu diizinkan untuk mengenakan jilbab di ruang DPR setelah pelonggaran larangan 181 tahun pada penutup kepala jenis apa pun di ruangan itu.
Omar, 37, yang beremigrasi sebagai pengungsi dari Somalia pada usia 14, mengungguli saingannya dalam pemilihan jangka menengah AS setelah berkampanye pada platform yang mempromosikan hukum imigrasi, reformasi peradilan pidana dan layanan kesehatan yang lebih mudah diakses.
Bersama dengan Omar, seorang wanita Muslim kedua - Rashida Tlaib - juga dilantik pada hari Kamis.
Tlaib, seorang Demokrat dan seorang pekerja sosial yang lahir di Detroit dari orang tua imigran Palestina, terpilih menjadi anggota Dewan di sebuah distrik di mana ia bertarung tanpa lawan.
Kedua wanita Muslim ini dikenal sebagai lawan kutub dari Trump dan kebijakan Partai Republiknya.
Dewan Perwakilan Rakyat AS, yang diketuai oleh Pembicara Nancy Pelosi, saat ini terlibat dalam perselisihan jangka panjang dengan Trump mengenai pengesahan RUU kontroversial mengenai pendanaan dinding perbatasan AS-Meksiko.
Kebuntuan atas masalah ini telah menyebabkan penutupan sebagian pemerintah, memaksa sekitar 800.000 pekerja federal untuk bekerja tanpa bayaran atau berharap akan cuti.
Trump menjadikan tembok itu sebagai janji kampanye pemilihan utama pada 2016, dengan mengatakan Meksiko akan membayarnya dan mengklaim itu diperlukan untuk memerangi imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba. Demokrat punya waktu dan lagi-lagi menyebut tembok perbatasan tidak bermoral, tidak efektif dan abad pertengahan. (st/ptv)
Foto: Anggota DPR AS terpilih Ilhan Omar (menggendong anak) bersama keluarga.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!