Senin, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Desember 2018 10:00 wib
3.843 views
Menlu Saudi Tegaskan Tidak Akan Ekstradisi Para Tersangka Pembunuh Jamal Khashoggi
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Menteri luar negeri Arab Saudi pada hari Ahad (9/12/2018) menolak tuntutan untuk mengekstradisi para tersangka terkait pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang diminta oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Kami tidak mengekstradisi warga kami," kata Adel al-Jubeir pada konferensi pers di Riyadh pada akhir pertemuan puncak negara-negara Dewan Kerjasama Teluk.
Erdogan telah berulang kali meminta Arab Saudi untuk menyerahkan para tersangka dalam pembunuhan jurnalis pembangkang Saudi tersebut.
Khashoggi, seorang kontributor Saudi untuk Washington Post, tewas tak lama setelah memasuki konsulat kerajaan di Istanbul pada 2 Oktober.
Pengadilan Turki pada Rabu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk mantan kepala intelijen Saudi, Ahmad al-Assiri dan mantan penasihat istana kerajaan Saud al-Qahtani, atas permintaan jaksa kepala Istanbul.
Assiri sering duduk selama pertemuan tertutup Pangeran Muhammad dengan tamu asing yang berkunjung dan Qahtani adalah penasihat kunci bagi putra mahkota.
Keduanya dipecat setelah Riyadh mengakui Khashoggi tewas di konsulatnya.
"Otoritas Turki belum seperti yang kami harapkan," kata Jubeir, mengatakan Riyadh disajikan dengan informasi yang sudah bocor ke media.
“Kami telah meminta teman-teman kami di Turki untuk memberikan kami bukti yang dapat kami gunakan di pengadilan. Kami belum menerimanya dengan cara yang seharusnya diterima. ”
Menurut Turki, 15 anggota tim Saudi dikirim ke Istanbul untuk membunuh Khashoggi.
Erdogan mengatakan perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari tingkat tertinggi pemerintah Saudi, tetapi bersikeras bahwa itu bukan Raja Salman.
Pemimpin Turki itu bersikeras akhir pekan lalu selama perjalanan ke Amerika Selatan bahwa Riyadh harus menyerahkan para tersangka, tetapi mengatakan kerajaan itu tidak bekerja sama.
Riyadh sejak itu menahan 21 orang atas pembunuhan itu.
Meskipun ada spekulasi bahwa putra mahkota Mohammed Bin Salam memerintahkan serangan itu, kerajaan itu dengan tegas membantah bahwa dia terlibat.
Pembunuhan itu telah merusak reputasi internasional Riyadh dan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat, Prancis, dan Kanada telah menjatuhkan sanksi terhadap hampir 20 warga Saudi.
Qahtani termasuk di antara 17 pejabat Saudi yang ditargetkan oleh sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Keuangan AS pada pertengahan November karena "perannya dalam mempersiapkan operasi" terhadap jurnalis. (st/AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!