Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Desember 2018 09:45 wib
3.914 views
Resolusi Rancangan AS untuk Mengecam Hamas di Majelis PBB Gagal Dapatkan Suara Mayoritas
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Upaya AS di PBB untuk mengutuk gerakan Hamas Palestina dengan alasan menembakkan roket ke Israel gagal mendapatkan suara yang cukup untuk diadopsi pada Kamis (6/12/2018), meski ada dukungan Eropa.
Resolusi rancangan AS yang diperjuangkan oleh Duta Besar AS Nikki Haley memenangkan 87 suara di Majelis Umum, gagal mencapai dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk mengadopsinya. Lima puluh tujuh negara menentang tindakan tersebut dan 33 abstain.
Hamas, yang menjalankan Jalur Gaza yang diblokade, mengatakan hasil itu "tamparan" terhadap pemerintahan Donald Trump.
"Kegagalan usaha Amerika di Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan tamparan bagi pemerintah AS dan konfirmasi terhadap legitimasi perlawanan," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zahri di Twitter, menggunakan frasa yang biasa digunakan untuk menyebut kelompok-kelompok bersenjata yang menentang Israel.
Uni Eropa, seperti Amerika Serikat, menganggap Hamas sebagai kelompok teror, tetapi blok 28 negara itu terbagi atas bagaimana mendukung upaya perdamaian.
Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum tidak mengikat, tetapi mereka membawa beban politik dan dilihat sebagai barometer opini dunia.
Amerika Serikat mengajukan resolusi tersebut karena mempersiapkan untuk mengungkap proposal perdamaian baru yang telah ditolak oleh Palestina.
Palestina telah memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump setelah keputusan setahun yang lalu untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan mengumumkan itu sebagai ibukota Israel.
Orang-orang Palestina melihat kota tersebut sebagai ibukota negara masa depan mereka. Konsensus internasional adalah bahwa status Yerusalem harus dinegosiasikan antara kedua pihak.
Pemerintah AS juga telah memotong lebih dari $ 500 juta bantuan untuk Palestina.
Haley, yang akan mundur sebagai duta besar PBB pada akhir tahun, telah berulang kali menuduh PBB memiliki bias anti-Israel dan sangat mendukung Israel dalam konfrontasi terakhirnya dengan Hamas di Gaza.
Sepanjang jabatannya, Haley secara rutin dicerca atas pendiriannya tentang hak asasi manusia dan secara konsisten memilih menentang langkah-langkah PBB yang kritis terhadap Israel.
Haley mengguncang PBB ketika ia tiba pada Januari 2017 bersumpah bahwa Amerika Serikat akan melakukan "perang habis-habisan" terhadap negara-negara yang menentang kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!