Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 30 November 2018 20:30 wib
2.761 views
Keluarga Afghanistan Gugat CIA, Minta Kembalikan Jenazah Ayahnya yang Tewas Ditahanan Pasca 9/11
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Keluarga seorang pria Afghanistan yang ditahan dan diduga disiksa sampai mati oleh Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) setelah serangan 11 September 2001 atau di Barat dikenal sebagai 9/11 pada hari Jum'at (30/11/2018) menggugat untuk mencari tahu apa yang terjadi pada jenazahnya.
Gugatan itu mengatakan bahwa Gul Rahman dan keluarganya tinggal di sebuah kamp pengungsi di Peshawar ketika dia diculik oleh agen mata-mata AS karena dicurigai sebagai seorang jihadis pada 5 November 2002 dan dipindahkan ke penjara CIA untuk diinterogasi.
"Selama dua pekan kemudian, personel CIA menjadikan Rahman subjek penyiksaan dan perlakuan kejam yang exstensiv dan sistematis," kata gugatan itu, sampai dia meninggal karena hipotermia pada 20 November, kata gugatan itu. Kematiannya tidak dilaporkan sampai 2010 dan belum dikonfirmasi secara resmi hingga 2014.
"Sampai saat ini, CIA belum secara resmi memberitahu keluarga Rahman tentang kematiannya, atau mengembalikan jenazahnya ke keluarganya," kata gugatan tersebut. Gugatan itu, dibawa ke pengadilan distrik federal di Washington, menuntut perilisan catatan mengenai kematiannya dan jenazahnya di bawah Undang-Undang Kebebasan Informasi (FOIA).
Disiksa di penjara
Gugatan itu terjadi setelah badan intelijen AS itu gagal menanggapi permintaan resmi di bawah FOIA untuk informasi tersebut. Keluarga Rahman telah membagikan bagian dari sebuah penyelesaian pembayaran dalam kasus yang diajukan bersama dengan dua pria yang juga disiksa di penjara CIA di Afghanistan melawan dua psikiater kontrak CIA yang menyarankan teknik interogasi dan penyiksaan.
Tetapi keluarga tidak pernah diberitahu apa yang terjadi pada jenazahnya. “Saya memiliki keyakinan bahwa orang-orang di Amerika akan mengetahui hal yang benar untuk pemerintah mereka lakukan adalah memberi tahu saya dan keluarga saya apa yang terjadi pada jenazah ayah saya,” Hajira Hematyara, anak Rahman, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Hanya dengan begitu kita akan bisa melakukan yang benar untuk ayahku dan memberinya pemakaman yang layak."
American Civil Liberties Union, yang membantu keluarga Rahman mengajukan gugatan, mengajukan gugatan kedua terhadap CIA di pengadilan, mengatakan direktur CIA Gina Haspel mencegah perilisan informasi untuk melindungi reputasi agensi dan karena itu "terkait dengan peran pribadinya dalam penyiksaan dan perlakuan kejam tahanan." (st/aby)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!