Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Mei 2018 20:49 wib
4.089 views
Pembantaian Gaza: Israel Tembaki Demonstran Palestina, 28 Warga Tewas 500 Terluka
JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Setidaknya dua puluh delapan orang Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka oleh tembakan pasukan Zioniz Israel di Gaza pada Senin (14/5/2018) selama protes massal terhadap pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem.
Korban tewas kemungkinan akan meningkat karena protes sedang berlangsung.
28, termasuk seorang 14 tahun, tewas oleh penembak jitu Israel yang diposisikan di sepanjang perbatasan. Militer Israel hampir menggandakan pengerahan pasukannya di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki untuk mengantisipasi protes massal tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 500 warga Palestina terluka ketika para demonstran mengalir ke perbatasan pada hari ketika AS bersiap untuk membuka kedutaannya di Yerusalem.
Di Rumah Sakit Shifa, di mana dokter mengatakan mereka kehabisan pasokan penting dan dipaksa untuk mengeluarkan pasien lebih awal untuk membuat ruang untuk gelombang berikutnya, sebuah tenda besar didirikan di luar di depan ruang gawat darurat.
Di masjid-masjid di kota-kota tersebut, pengeras suara besar disiapkan untuk menyiarkan pesan yang mendorong orang untuk pergi ke perbatasan.
Sebelumnya, jet militer Israel menjatuhkan selebaran di Gaza memperingatkan bahwa mereka yang mendekati pagar perbatasan "membahayakan" nyawa mereka.
Satu selebaran memuat foto jalan Champs-Elysees di Paris dan caption: "Gaza 2025? Pilihan ada di tangan Anda."
Saksi mata mengatakan drone Israel menjatuhkan bahan pembakar di Jalur Gaza membakar ban yang telah ditimbun untuk digunakan dalam protes.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan dalam sebuah pesan kepada warga Gaza "kami akan melindungi warga sipil kami dengan segala cara kami dan tidak mengizinkan pagar itu diseberangi."
Tujuh puluh sembilan warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak protes dan bentrokan dimulai di sepanjang perbatasan Gaza pada 30 Maret.
Protes itu menyerukan pengungsi Palestina yang melarikan diri atau diusir selama perang tahun 1948 yang menciptakan Israel untuk diizinkan kembali ke rumah mereka sekarang di dalam Israel.
Tidak ada orang Israel yang terluka dan militer telah menghadapi kritik atas penggunaan tembakan amunisi tajam.
Yerusalem Timur dianggap sebagai wilayah Palestina yang diduduki di bawah hukum internasional.
Dalam dekade-dekade sejak pendudukan Israel tahun 1967, konsensus internasional adalah bahwa status kota itu harus dinegosiasikan antara kedua pihak, tetapi Trump memutuskan lain sehingga memicu kemarahan global.(st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!