Pihak Berwenang Saudi Bebaskan Pangeran Mutaeb dari Tahanan Setelah Terima 'Tebusan' 1 Miliar USD

RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Dua pangeran senior Saudi telah dibebaskan setelah lebih dari tiga pekan ditahan sebagai bagian dari pembersihan elit oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menurut sumber-sumber.

Pangeran Saudi Mutaeb bin Abdullah, mantan kepala Garda Nasional, dibebaskan setelah ditangkap sebagai bagian dari tindakan keras terhadap dugaan korupsi di kalangan pejabat senior Saudi.

Dua sumber Saudi yang dekat dengan keluarga kerajaan tersebut mengkonfirmasi kepada Middle East Eye bahwa saudara mereka, Pangeran Turki bin Abdullah, juga telah dibebaskan.

Namun, sumber tersebut mengatakan mungkin ada syarat yang ditetapkan saat dibebaskan; apakah Mutaeb memiliki kebebasan bergerak atau melakukan perjalanan yang masih belum jelas.

Rabu (29/11/2017) pagi, Reuters mengutip seorang pejabat Saudi yang mengatakan bahwa Miteb membayar lebih dari $ 1 miliar sebagai penyelesaian korupsi yang menyebabkan pembebasannya.

Tiga anggota keluarga kerajaan lainnya juga telah menyelesaikan kesepakatan serupa dengan pihak berwenang, menurut pejabat tersebut.

Pekan lalu, Mohammed bin Salman mengatakan kepada New York Times bahwa 95 persen pejabat yang dituduh melakukan korupsi menghindari penangkapan dengan menyetujui untuk membayar uang ke kas negara yang sedang mengalami defisit.

Bloomberg juga melaporkan bahwa anggota keluarga kerajaan yang sedang ditahan sedang menegosiasikan penyelesaian pembayaran untuk menjamin kebebasan mereka.

MEE memahami bahwa negosiasi sedang dilakukan untuk membebaskan Pangeran Al-Waleed bin Talal.

Awal bulan ini, MEE melaporkan bahwa Mutaeb disiksa bersama lima pangeran lainnya saat dia diinterogasi di Riyadh selama pembersihan politik yang sedang berlangsung di kerajaan tersebut.

Keenam pangeran tersebut dirawat di rumah sakit dalam 24 jam setelah penangkapan mereka.

Salah satu pria harus dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit - biasanya menunjukkan risiko tinggi terhadap kehidupan pasien, seperti kegagalan organ.

Baik Mutaeb dan saudara laki-lakinya termasuk di antara puluhan anggota keluarga kerajaan, menteri dan pejabat senior saat ini dan mantan pejabat yang ditahan dalam penyelidikan korupsi yang para pengamat mengatakan sebagian ditujukan untuk membersihkan para penentang Mohammed bin Salman dan memperkuat kekuasaannya sebelum naik tahta.

Sebelum kenaikan Raja Salman ke takhta, Pangeran Mutaeb diperkirakan menjadi putra mahkota dan raja Arab Saudi berikutnya.

Dilatih di akademi militer Sandhurst di Inggris, dia adalah putra mendiang Raja Abdullah.

Dia juga anggota terakhir dari cabang Shammar keluarga kerajaan Saudi yang mempertahankan posisi penting. Pejabat Saudi belum memberikan komentar segera.

Sumber-sumber Saudi membenarkan pesan yang diposting di Twitter oleh anggota keluarga kerajaan yang telah memposting tentang pembebasan Pangeran Mutaeb dan saudaranya. "Mahakuasa, terimakasih untukmu ..." tulis Abeer bint Khaled bin Abdullah dalam sebuah posting di akun Twitter-nya.

Mengeposkan foto foto Prince Miteb dengan jelas, dia menambahkan: "Semoga Tuhan memberimu umur panjang, umur panjang yang penuh kesehatan, dan menemanimu untuk kita."

Menulis di akun Twitter-nya, Moaid Mahjoob, yang mengidentifikasi dirinya sebagai direktur hubungan eksternal untuk Putri Jawahar Al-Saud, anggota keluarga kerajaan Saudi lainnya, mengatakan bahwa Pangeran Miteb "telah dibebaskan dan berada di rumahnya di Riyadh".

Anggota keluarga kerajaan lainnya, Putri Nouf bint Abdullah bin Mohammed bin Saud, juga memposting pesan serupa di Twitter, menulis di atas foto Pangeran Mutaeb: "Semoga selamat untuk kita, Abu Abdullah."

Mutaeb mengepalai Garda Nasional Saudi, sebuah satuan keamanan internal elit yang awalnya didasarkan pada unit kesukuan tradisional yang dipimpin oleh ayahnya selama lima dekade. (st/MEE) 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Cina Berencana Kirim Pasukan Militer ke Suriah untuk Bantu Rezim Assad
• Oxford Cabut Penghargaan Aung San Suu Kyii
• Hamas Akan Serahkan Gaza ke Otoritas Palestina pada 1 Desember 2017, Akhiri 10 Tahun Dominasi
• 3 Orang Tewas 5 Terluka dalam Ledakan di Kota Pelabuhan Jaffa Israel
• Hamas Tolak Senjatanya Dilucuti Meski Rekonsiliasi dengan Fatah Berlanjut
• Israel Tahan 280 Warga Palestina Karena Postingan di Facebook
• Serangan Udara Rusia di Deir Al-Zor Suriah Tewaskan 53 Warga Sipil Termasuk 22 Anak-anak
• Warga Bosnia Rayakan 'Hari Negara Bagian' di Tengah Ketidakpedulian Serbia