Turki Tangkap Staf Konsulat AS atas Tuduhan Terlibat Gerakan Gulen

NEW YORK, AS (voa-islam.com) - Pihak berwenang Turki telah menahan seorang staf Konsulat Jenderal AS di kota terbesar negara itu Istanbul atas tuduhan melakukan kontak dengan anggota sebuah gerakan pimpinan Fethullah Gulen, yang oleh pemerintah Ankara dituding mendalangi usaha kudeta Juli tahun lalu.

Staf konsulat tersebut, yang diidentifikasi dengan inisial MT, telah ditahan di pengadilan Istanbul pada hari Rabu.

Kantor berita resmi Turki Anadolu Agency melaporkan bahwa pria tersebut bekerja sebagai petugas kontak di Konsulat Jenderal, dan melakukan kontak dengan mantan kepala polisi Yakup Saygilı, Nazmi Ardiç, Mahir Çakallı dan Mehmet Akif Üner, semuanya terkait dengan gerakan Gulen.

Laporan itu menambahkan bahwa MT mendapat telepon dari mantan jaksa Zekeriya Öz, yang diyakini berada di Eropa setelah dia melarikan diri dari Turki, secara reguler. Öz menghadapi hukuman seumur hidup karena berusaha menggulingkan pemerintah secara paksa dan membentuk sebuah organisasi kriminal.

Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Ankara mengatakan bahwa pihaknya sangat terganggu dengan penangkapan staf konsulat, dengan mengklaim bahwa tuduhan terhadap staf mereka tidak berdasar.

"Pemerintah Amerika Serikat sangat terganggu dengan penangkapan anggota staf lokal. Kami yakin tuduhan ini sepenuhnya tidak layak," kata misi diplomatik tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.[fq/presstv]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Islamic World News lainnya:

• Warga Turki di Amerika Bangun Masjid Besar di New York
• Jerman Sebut Ancaman Serangan Cyber Berasal dari Rusia, Cina dan AS
• Lebih dari 3,2 Juta Pengungsi Suriah Ditampung di Turki
• Bangladesh akan Segera Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Satu Tempat
• HTS Bantah Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani Terluka dalam Serangan Udara Rusia
• 3 Anggota Pasukan Khusus AS Tewas Disergap Orang Bersenjata Tak Dikenal di Niamey Niger
• HRW: Mliter Myanmar Lakukan Eksekusi Cepat Terhadap Muslim Rohingya
• Pemimpin Hamas: Setiap Orang Berhak Miliki Senjata untuk Melawan Israel