UEA: Pemberontak Syi'ah Houtsi Penghalang Bagi Kesepakatan Damai di Yaman

UNI EMIRAT ARAB (voa-islam.com) - Pemberontak Syi'ah Houtsi merupakan penghalang bagi solusi politik di Yaman, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia.

Gargash mengatakan kepada situs berita tersebut: "Aliansi Arab bukanlah halangan bagi solusi politik di Yaman," menekankan bahwa "Houtsi adalah hambatan bagi solusi politik".

Aliansi Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi, melakukan intervensi di Yaman untuk mengembalikan Presiden Abdu Rabbu Mansur Hadi yang telah dipaksa keluar dari ibukota negara tersebut, Sana'a, oleh kaum pemberontak Syi'ah Houtsi.

Sejak terbentuknya aliansi tersebut, UEA telah mulai mendukung Dewan Transisi Selatan dalam upaya agar Yaman terbagi menjadi dua negara bagian.

Arab Saudi dan Hadi tidak mendukung solusi ini.

Pekan ini, Kuwait dalam sebuah pidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah sebuah perundingan damai politik untuk para pihak dalam konflik tersebut.

Konflik di Yaman telah mencapai jalan buntu selama dua tahun terakhir, dengan sedikit atau tidak ada perubahan dalam kontrol teritorial di antara pihak-pihak yang bertikai. (st/MeMo) 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Citra Satelit Menunjukkan Lebih dari 214 Desa Rohingya di Rakhine Telah Dihancurkan Militer Myanmar
• Tersangka Ke-6 Bom Kereta Bawah Tanah London Ditangkap Kepolisian Inggris
• Demonstran Budha Myanmar Berusaha Blokir Bantuan untuk Umat Muslim Di Rakhine
• Penderitaan Rohingya di Bangladesh Bertambah Setelah Banjir Bandang Hanyutkan Barang Bawaan Mereka
• Irak Akan Deportasi 500 Lebih Istri Asing Pejuang Islamic State (IS)
• Israel Berencana Tingkatkan Kepemilikan Senjata Bagi Pemukim Ilegal Yahudi
• Serangan Udara Rusia dan Rezim Assad Hancurkan 4 Rumah Sakit di Idlib Suriah
• Helikopter Tempur Rusia Tanpa Sengaja Tembakan Roket pada Kerumunan Penonton Saat Latihan Perang