21 Pasukan Keamanan Thailand Tewas atau Terluka Akibat Serangan Bom Pinggir Jalan Pejuang Patani

BANGKOK, THAILAND (voa-islam.com) - Bom pinggir jalan yang ditanam oleh pejuang Muslim Thailand selatan pada hari Kamis (14/9/2017) menewaskan satu tentara dan melukai 20 lainnya, kebanyakan dari mereka adalah tentara dan polisi, kata beberapa pasukan keamanan.

Ledakan itu terjadi di Yala, salah satu provinsi yang berpenduduk mayoritas etnis Muslim Melayu di selatan yang di mana perjuangan pemisahan diri telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan lebih dari 6.500 orang terbunuh sejak 2004 saja.

Bom pertama tidak menimbulkan korban jiwa, namun dua lainnya membunuh satu tentara dan melukai 18 tentara, polisi, dan dua penduduk desa.

"Ini diyakini sebagai karya kelompok kekerasan yang sudah menciptakan insiden di daerah tersebut," kata Pramote Prom-in, juru bicara pasukan keamanan regional, kepada Reuters.

Seperti kebanyakan kekerasan di Thailand selatan, tidak ada klaim tanggung jawab atas peristiwa yang terjadi.

Para pejuang Thailand selatan atau dikenal sebagai pejuang Patani berjuang untuk memisahkan diri dari sebagian besar Budha Thailand.

Tiga provinsi paling selatan Thailand, Patani, Yala dan Narathiwat adalah bagian dari sebuah kesultanan Muslim Melayu yang independen sampai mereka dianeksasi pada tahun 1909 oleh kerajaan Budha Thailand. (st/Reuters)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Iran Duduki Daftar Puncak Negara di Dunia Tempat Pencucian Uang dan Pendanaan Teror
• Takut Dibunuh Militer Myanmar, Pria Rohingya Ini Mengungsi Sambil Pikul Orang Tuanya ke Bangladesh
• Arab Saudi Kembali Tangkapi Sejumlah Tokoh Berpengaruh di Negara Itu
• Islamic State (IS) Masih Memiliki 13000 Pejuang, 2500 Di Antaranya Orang Eropa
• Irak Hukum Mati Seorang Pejuang Islamic State (IS) Asal Rusia
• Militer Rusia Klaim Pasukan Rezim Assad Kuasai 85 Persen Wilayah Suriah
• Direktur CIA Klaim Al-Qaidah Saat Ini Lebih Lemah Dari Pada 16 Tahun yang Lalu
• Bangladesh Sediakan Ratusan Hektar Tanah untuk Penampungan Pengungsi Rohingya yang Lari dari Myanmar